Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

2 Mei 2024 | 21.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Soeko Werdi Nindito, menyebut waktu konsultasi yang terbatas dengan tenaga medis menyebabkan minimnya pengetahuan pasien soal kanker dan tata laksananya. Selain deteksi dini yang sering terlambat, ia menuturkan waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kanker itu baik diagnosis atau pengobatannya sangat kompleks. Seringkali pasien dengan dokternya punya waktu yang sangat terbatas untuk konsultasi, ditambah jarak pengetahuan pasien tidak sama dengan tenaga kesehatan sehingga seringkali di rumah sakit pasien kanker sudah stres karena penyakitnya, dia juga bingung apa yang bisa dilakukan,” kata Soeko di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum benar-benar memahami jenis penyakit yang diderita, pasien segera diarahkan untuk mengambil atau mengikuti berbagai tata laksana kanker di rumah sakit. Hal tersebut membuat pasien merasa lelah secara mental dan kebingungan. Seperti yang terjadi pada pasien kanker payudara misalnya, Soeko menjelaskan kebingungan akhirnya menyebabkan pasien merasa sendirian dan ketakutan untuk memeriksakan anomali yang ada dalam tubuhnya.

“Kalau kita bicara kanker yang paling baik, tingkat kesembuhannya adalah yang ditemukan pada stadium dini. Itu permasalahannya. Jadi selain sistem, ada kemungkinan pengetahuan dari masyarakat kita masih takut atau malu atau tidak mau memeriksakan apabila dalam tubuhnya ada kelainan,” ucap Soeko.

Edukasi pasien kanker
Karena itu, RS Kanker Dharmais berpikir untuk menindaklanjuti permasalahan itu dengan menghadirkan sosok yang dapat menuntun, menemani, dan menambah edukasi pasien kanker. Menurutnya, kehadiran sosok yang dapat dianggap sebagai keluarga oleh pasien di rumah sakit akan lebih mengefesiensikan waktu penanganan kanker. Hal itu kemudian diwujudkan melalui program Navigator Pasien Kanker (NAPAK).

Dengan kehadiran navigator yang saat ini sudah ada 21 orang di Indonesia, Soeko mengatakan pasien akan lebih nyaman menerima edukasi mendalam dan dibimbing untuk tidak kesulitan mengikuti alur pengobatan dan administrasi.

“Jadi dia merasa nyaman karena merasa ada saudaranya di rumah sakit yang bisa menjelaskan itu satu demi satu, tidak hanya terbatas pada sosialisasi diagnosis tata laksananya saja. Kita arahkan ke teman-teman navigasi pasien kanker ini sehingga mereka lebih punya banyak waktu ngobrol penyakitnya seperti apa,” paparnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus