Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ragam Kebaya di Indonesia, Termasuk Kebaya Janggan Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek

Dian Sastro memerankan Jeng Yah dalam serial Gadis Kretek, yang selalu mengenakan kebaya jenis kebaya janggan.

6 November 2023 | 16.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selain alur menarik dan chemistry para pemeran serial Gadis Kretek di Netflix, pakaian kebaya yang dikenakan si tokoh utama, Dian Sastrowardoyo sebagai Dasiyah atau Jeng Yah juga mencuri perhatian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jeng Yah selalu mengenakan kebaya selama melakukan aktivitas apa pun setiap hari, khususnya kebaya janggan. Kebaya merupakan pakaian tradisional Indonesia yang mempunyai berbagai nilai filosofis dan pesan terhadap perjuangan wanita Indonesia. Bahkan, kebaya ditetapkan sebagai busana nasional oleh Presiden Sukarno, seperti tertulis dalam unikom.ac.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak hanya satu atau dua, kebaya Indonesia memiliki beragam jenis. Berikut adalah beberapa jenis dari kebaya yang ada di Indonesia, yaitu:

Kebaya Kutubaru 

Kebaya kutubaru merupakan kebaya asli Indonesia yang tidak menyebar ke wilayah lain di Asia. Kebaya ini muncul pada rentang waktu akhir 1920 sampai awal 1930. Kebaya ini kemungkinkan lahir karena dipakai oleh rakyat biasa kala itu. Kemudian, kebaya ini dikenakan oleh perempuan keraton di acara non-formal. Ciri khas mengenakan kebaya ini adalah stagen atau kain yang dililitkan ke perut.

Kebaya Encim 

Merujuk kebayaindonesia.org, kebaya encim banyak dikenakan para perempuan tionghoa pada 1930 sampai 1965. Kemudian, mereka mulai menghindari mengenakan kebaya encim karena situasi sosial dan politik pada masa 1960-an. Berdasarkan unsada.ac.id, kebaya ini dibuat berpotong panjang sepinggul dengan hiasan yang dibordir dari bagian depan bukaan sampai kerah bagian belakang. Kerah kebaya ini berbentuk V yang memberikan kesan kurus pada tubuh bagian atas. 

Kebaya Sunda

Kebaya Sunda atau kebaya parahyangan memiliki panjang sampai panggul dengan kerung leher berbentuk segi empat, segi lima, atau variasi lain. Sebagai penyambung belahan, kebaya ini menggunakan peniti yang berasal dari logam mulia dengan sambungan rantai kecil. Warna kebaya berlainan dengan warna kain yang akan dikenakan. 

Kebaya Jawa Timur (Madura)

Ciri khas kebaya ini adalah penggunaan kain kutang polos dengan warna mencolok yang kontras dengan warna bahan kebaya. Bagian depan kebaya berbentuk runcing khas rancongan madura. Lalu, ujung kebaya diikat tepat di atas pusar. Kebaya ini umumnya dikenakan dengan sarung batik motif tumpal, kain panjang motif tabiruan, dan storan atau lasem.

Kebaya Betawi

Kebaya Betawi merupakan kebaya panjang sampai sekitar lutut atau pertengahan paha. Kebaya ini memiliki model leher memakai gir, bentuk badan pas, dan lengan panjang yang dipadukan dengan suai serta manset. Warna kebaya biasanya mencolok, seperti merah, hijau, dan kuning yang dipadukan dengan kerudung berwarna kontras dari kebaya. 

Kebaya Bali

Berdasarkan unnes.ac.id, kebaya Bali dikenakan dengan kain katun atau kain tenunan tangan, dan sarung ikat celup. Selain itu, kebaya ini juga dapat dipadukan dengan kain corak benang emas atau sutra berwarna, kain songket, kain perada, kain endek, kain batik dan kain gringsing.

Kebaya Janggan 

Kebaya jenis kebaya janggan ini muncul sekitar akhir Perang Diponegoro (1830-an) yang mengadopsi seragam militer Eropa kala itu terlihat pada kerah yang tinggi dan tidak menutup. Biasanya, kebaya ini dikenakan para perempuan keraton ketika berpergian. Saat ini, kebaya yang dikenakan Dian Sastrowardoyo dalam Gadis Kretek menjadi pakaian para abdi dalem Keraton Yogyakarta.  Adapun, bentuk  kebaya ini  tertutup  penuh  dari  sisi  atas  sampai sisi bawah, seperti tertulis internationaljournallabs

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus