Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Ragam Penyebab Bau Darah Tak Sedap ketika Menstruasi

Saat menstruasi darah yang keluar mungkin saja berbau tidak sedap yang muncul saat mengganti pembalut. Berikut penyebabnya.

27 September 2024 | 11.17 WIB

Ilustrasi menstruasi. India Times
Perbesar
Ilustrasi menstruasi. India Times

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ginekolog di New York, Alyssa Dweck, mengatakan darah menstruasi mengandung jaringan lapisan rahum yang mengelupas sehingga baunya mungkin berbeda dengan darah luka. Pasalnya, saat menstruasi darah yang keluar mungkin saja berbau tidak sedap yang muncul saat mengganti pembalut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Mayo Clinic, bau vagina yang tidak normal juga bisa menjadi tanda tampon yang lupa diganti. Pertimbangkan alasan itu untuk segera bertindak karena memakai tampon selama lebih dari delapan jam dapat meningkatkan risiko terkena sindrom syok toksik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dweck juga menambahkan infeksi lain, seperti infeksi jamur, dapat menyebabkan bau asam. Sedangkan IMS tertentu dapat menyebabkan keluarnya cairan berbau busuk. Anda dapat mengurangi kemungkinan timbulnya bau darah menstruasi dengan menjaga kebersihan yang baik, termasuk menghindari pencucian vagina dengan sabun karena dapat mengganggu pH alami dan menyebabkan infeksi, dan mengganti pembalut atau tampon secara teratur.

Gangguan pH
Bau darah haid juga terkadang memiliki aroma seperti logam. Dweck mengatakan hal ini kemungkinan besar karena kandungan zat besi dalam darah. Sementara menurut Megan Zaander, dokter kandungan di Lake Oswega GYN, banyak orang yang sedang haid akan mengalami bau yang lebih asam, yang berkaitan dengan pH vagina yang asam.

"Vagina sebenarnya merupakan lingkungan yang lebih asam. Jadi, ketika orang-orang menyimpulkan jika vagina memiliki lebih banyak bau asam, itu sebenarnya normal," jelas Zaander, dikutip dari Popsugar.

Ia menjelaskan biasanya memberi tahu pasiennya bahwa wajar jika vulva dan vagina memiliki bau tetapi belum tentu normal jika bagian tubuh ini memiliki bau. Misal bau amis yang tidak sedap bisa jadi merupakan tanda vaginosis bakterialis (BV). 

Dweck mengatakan pH normal dalam vagina bersifat asam dan BV dapat disebabkan pengganggu pH seperti antibiotik, perubahan hormon, dan aktivitas seksual. Dalam kasus vaginosis bakterial, biasanya diresepkan antibiotik. Untuk infeksi jamur, pengobatan yang dijual bebas boleh digunakan. Dan di lain waktu, baunya tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Apapun penyebabnya, tidak perlu malu dan dokter akan dapat memberi saran ke arah yang benar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus