Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Di zaman milenial ini sudah sering terjadi penutupan akun oleh empunya di media sosial tiba-tiba, sehingga membuat terjadinya ghosting di dunia maya.
Yang membuat orang-orang terdekat, kawan atau saudara, merasa resah akibat kena ghosting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nah, tentu pasti bertanya-tanya apa itu ghosting? Menurut Susan McQuillan, kontributor Psycom, mendefinisikan ghosting sebagai fenomena dimana seseorang secara tiba-tiba menghilang dari kehidupan kita, memutus kontak, dan tidak memberikan penjelasan tentang apa yang mereka lakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara Loren Soerio dari Psychology Today menyebut bahwa ghosting merupakan tindakan pengecut, karena melibatkan tindakan menghilang tanpa kabar atau menolak berhubungan kembali dengan orang lain, padahal masih ada urusan yang belum selesai.
Tetapi selain itu, disonansi kognitif juga dapat dipercaya berperan dalam ghosting karena secara teknis, otak kita selalu berfokus pada informasi mengkonfirmasi sesuatu yang kita yakini benar, padahal bukti-bukti yang nyata mengatakan bahwa dugaan kita salah.
Apabila orang yang pernah melakukan ghosting atau para ghoster, itu kebanyakan dari mereka menyebut perilaku tersebut adalah lumrah, dan mereka tidak memikirkan konsekuensi yang akan terjadi bila mereka melakukannya.
Demikian pula bagi yang ter-ghosting, ada periode di mana orang yang kena ghosting tidak percaya dan menganggap bahwa yang dilakukan para ghoster adalah hal lumrah, tapi kita akan membahasnya nanti.
LUAILIYATUL MAHMUDAH
Baca juga : Kalimat Ampuh untuk Hadapi Tukang Ghosting
#Jagajarak
#Pakaimasker
#Cucitangan.