Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Retinol dan Kandungan Skincare yang Tak Boleh Dipakai Bersamaan

Alih-alih membuat kulit wajah semakin sehat dan cantik, jika diterapkan bersamaan, kandungan skincare ini justru dapat meningkatkan risiko iritasi

31 Mei 2020 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tren perawatan kulit dengan teknik layering menerapkan skincare berlapis-lapis dalam waktu bersamaan masih digemari banyak perempuan. Hal tersebut diharapkan dapat membuat kulit menjadi sehat dan percaya. Namun penting diketahui ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh digunakan bersamaan.

 

Alih-alih membuat kulit wajah semakin sehat dan cantik, jika diterapkan bersamaan, kandungan skincare ini justru dapat meningkatkan risiko kulit iritasi hingga mematikan manfaat kandungan skincare tersebut. Berikut ini kandungan skincare yang tidak boleh digunakan bersamaan. 

Kandungan skincare yang tak boleh dipakai bersamaaan

1. Retinol dan AHA/BHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Retinol, alpha hydroxy acid/AHA (termasuk asam glikolat, asam laktat), dan beta hydroxy acid/BHA, merupakan tiga kandungan skincare yang ampuh mengatasi berbagai masalah kulit, seperti jerawat, kulit kusam, mengangkat sel-sel kulit mati, hingga tanda-tanda penuaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, ketiga kandungan skincare tersebut tidak boleh digunakan bersamaan karena dapat berisiko membuat kulit wajah kemerahan, mengelupas, hingga iritasi. Terutama bila dilakukan pada kulit wajah kombinasi. 

Baik retinol dan AHA/BHA memiliki fungsi yang mirip satu sama lainnya, yaitu untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan mempercepat regenerasi kulit. Nah, bila digunakan secara bersamaan maka dapat menyebabkan kulit jadi eksfoliasi berlebihan. Namun, Anda tidak perlu menyudahi penggunaan salah satu kandungan skincare ini. Sebab, Anda masih bisa menggunakannya secara bergantian.

Misalnya, memakai produk yang mengandung AHA/BHA pada pagi hari, sedangkan skincare yang mengandung retinol pada malam hari. Atau Anda bisa pula menggunakannya secara berselang, seperti produk skincare AHA/BHA pada hari Senin, lalu skincare retinol pada hari Selasa, dan seterusnya.

2. Retinol dan benzoil peroksida

Bagi Anda yang memiliki kulit berjerawat, mungkin sudah tidak asing lagi dengan produk perawatan kulit yang mengandung retinol dan benzoil peroksida. Kedua jenis kandungan skincare tersebut dikenal dapat mengobati jerawat. Tak ayal bila banyak orang yang menggunakan produk skincare dengan kandungan retinol dan benzoil peroksida secara berdampingan untuk memaksimalkan proses pengobatan jerawat.

Padahal, retinol dan benzoil peroksida adalah kandungan skincare yang tidak boleh digunakan bersamaan. Jika digunakan secara berbarengan, beberapa orang mungkin akan mengalami kulit kering, kemerahan, dan mengelupas. Selain itu, menurut beberapa hasil penelitian, penggunaan keduanya secara bersamaan dapat mematikan khasiat zat aktif satu sama lain. Alhasil, kedua bahan aktif ini menjadi tidak bermanfaat dan jerawat Anda tidak sembuh. Untuk mengakalinya, sebaiknya gunakan benzoil peroksida pada siang hari dan retinol pada malam hari.

3. Retinol dan asam salisilat

Kandungan skincare yang tidak boleh digunakan bersamaan berikutnya adalah retinol dan asam salisilat. Retinol merupakan turunan dari vitamin A yang berfungsi merangsang pergantian sel-sel kulit mati, meningkatkan produksi kolagen, dan mengurangi tanda-tanda penuaan. Sedangkan, asam salisilat adalah kandungan skincare yang bertujuan meregenerasi kulit dan mengobati jerawat.

Baik retinol dan asam salisilat dapat menyebabkan kulit kering apabila digunakan secara sendiri-sendiri. Nah, jika zat aktif ini dipakai secara bersamaan maka dapat berisiko menimbulkan masalah kulit, seperti kulit semakin kering, iritasi, mengelupas, bahkan memperburuk kondisi kulit Anda yang berjerawat.

Alternatifnya, gunakan skincare yang mengandung asam salisilat pada pagi hari dan retinol pada malam hari. Anda mungkin bisa menggunakan kandungan skincare ini secara bersamaan bila mendapat rekomendasi dan dosis yang tepat dari dokter spesialis kulit.

4. Retinol dan vitamin C

Retinol dan vitamin C seringkali menjadi kandungan produk perawatan kulit yang digunakan berlapis untuk mengurangi kerutan dan noda hitam di wajah serta meratakan tekstur kulit. Padahal, kedua kandungan skincare ini tidak boleh digunakan bersamaan. Retinol dan vitamin C sejatinya bekerja pada lingkungan pH yang berbeda. Retinol bekerja dalam kadar pH yang lebih tinggi (basa), sedangkan vitamin C diformulasikan pada lingkungan pH lebih rendah (asam). Jadi, ketika digunakan secara bersamaan, retinol dan vitamin C tidak dapat bekerja secara optimal.

Jika ingin tetap menggunakan skincare yang mengandung retinol dan vitamin C, sebaiknya gunakan skincare dengan kandungan vitamin C pada siang hari yang bertujuan untuk melindungi kulit dari paparan polusi dan sinar ultraviolet (UV). Kemudian, aplikasikan produk skincare retinol di malam hari.

5. AHA/BHA dan vitamin C

AHA/BHA dan vitamin C juga menjadi kandungan skincare yang tidak boleh digunakan bersamaan. Alih-alih membuat kulit tampak halus dan cerah, penggunaan AHA/BHA dan vitamin C secara berlapis justru berisiko menyebabkan iritasi serta menurunkan khasiat masing-masing kandungan skincare ini.

Vitamin C mengandung banyak antioksidan yang melindungi kulit, sedangkan AHA/BHA berfungsi untuk mengeksfoliasi kulit. Jadi, sebaiknya gunakan skincare yang mengandung vitamin C pada siang hari, lalu produk skincare AHA/BHA bisa Anda gunakan pada malam hari agar khasiatnya lebih efektif di kulit.

6. Vitamin C dan niacinamide

Kandungan skincare vitamin C dan niacinamide memiliki efek positif untuk mengatasi masalah pigmentasi, mengurangi kemerahan pada kulit, dan meratakan warna kulit. Akan tetapi, keduanya tidak dapat digunakan secara berlapis. Sebab, jika dipakai secara bersamaan dapat mengurangi keefektifan masing-masing zat aktif ini. Selain itu, penggunaan vitamin C dan niacinamide secara bersamaan dapat meningkatkan risiko kulit kemerahan dan menimbulkan jerawat.

7. Oil-based dan water-based

Saat memilih dan membeli produk skincare, Anda tentu mengenal tekstur oil-based (berbahan dasar minyak) dan water-based (berbahan dasar air). Seperti yang diketahui bahwa kedua zat ini tidak dapat disatukan, begitu pula dalam hal perawatan wajah. Formula skincare oil-based dapat menghalangi produk skincare water-based dalam penyerapan ke kulit.

8. Kandungan skincare yang berasal dari bahan aktif sama

Kandungan skincare yang berasal dari bahan aktif sama juga tidak disarankan untuk digunakan bersamaan. Misalnya, menggunakan lebih dari satu produk skincare atau obat jerawat yang mengandung benzoil peroksida. Atau menerapkan masker wajah dengan asam glikolat dan diakhiri menggunakan krim wajah mengandung asam mandelic (zat ini berasal dari bahan aktif sama, yaitu AHA atau asam hidroksi alfa). Sebab, hal ini dapat berisiko meningkatkan reaksi iritasi pada kulit.

Meski demikian, kondisi ini belum tentu terjadi pada setiap orang. Sebagian orang mungkin mendapatkan hasil yang diinginkan saat menggunakannya secara bersamaan. Sementara, pada beberapa orang lainnya justru bisa menimbulkan iritasi, kulit kemerahan, dan mengelupas. Jika demikian kondisi yang Anda alami, sebaiknya hentikan penggunaan produk skincare yang mengandung bahan-bahan tersebut dan segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan dan rekomendasi produk perawatan kulit yang tepat.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus