Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan berisiko tinggi adalah kehamilan yang melibatkan peningkatan risiko kesehatan bagi ibu hamil, janin, atau keduanya. Semua kehamilan membawa risiko. Namun, terdapat beberapa kategori usia yang membuat seseorang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi. Hamil di usia rawan memerlukan perawatan intensif sebelum, selama, dan setelah melahirkan sang bayi sehingga membantu mengurangi kemungkinan komplikasi masalah kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengacu ncbi.nlm.nih.gov, dalam sebuah analisis yang terkontrol ditemukan bahwa komplikasi penyakit ketika usia kehamilan pada wanita usia 11-18 tahun dibandingkan dengan wanita berusia 25-29 tahun. Wanita hamil yang berusia 15-19 tahun memiliki peluang lebih besar untuk mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi dari kehamilan) berat, eklampsia (kejang dari kehamilan), perdarahan postpartum, pertumbuhan janin buruk, anemia, infeksi menular seksual (IMS), dan tekanan janin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk who, setiap tahun, terdapat sekitar 21 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun di negara berkembang hamil dan sekitar 12 juta melahirkan sang bayi. Studi mengenai faktor risiko terkait hal tersebut di negara berkembang menunjukkan bahwa tingkat kehamilan remaja cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan rendah atau status ekonomi rendah.
Selain itu, ibu hamil yang berusia 35-40 tahun juga memiliki kemungkinan komplikasi atau permasalahan kesehatan, seperti persalinan prematur, hipertensi, preeklampsia yang ditumpangkan, preeklampsia berat, dan penurunan risiko chorioamnionitis. Lalu, wanita yang berusia di atas 40 tahun memiliki peluang yang meningkat mengalami permasalahan kesehatan, yaitu pre-eklampsia ringan, tekanan janin, dan pertumbuhan janin buruk.
Tidak hanya usia, terdapat faktor-faktor lain yang membuat kehamilan dianggap rawan, yaitu:
- Penyakit autoimun, seperti lupus atau multiple sclerosis (MS)
- Covid-19
- Diabetes
- Fibroid
- Tekanan darah tinggi
- HIV/AIDS
- Penyakit ginjal
- Berat badan rendah (BMI kurang dari 18,5)
- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi
- Obesitas
- Sindrom polikistik ovarium (PCOS)
- Penyakit tiroid
- Gangguan pembekuan darah
- Faktor gaya hidup (merokok, kecanduan narkoba, penyalahgunaan alkohol, dan paparan racun tertentu)
Wanita yang hamil di usia rawan atau kondisi dalam uraian di atas dapat berisiko mengancam komplikasi penyakit atau merenggut nyawa jiwa begitu juga kepada janin. Akibatnya, penting untuk mengetahui cara menangani bahaya tersebut ketika hamil di usia rawan. Berdasarkan clevelandclinic.org, berikut adalah cara penanganan tersebut, yaitu:
- Menghindari narkoba dan alkohol
- Mengidentifikasi potensi risiko kesehatan sebelum hamil dengan memberitahu dokter tentang riwayat medis keluarga dan pribadi
- Mempertahankan berat badan yang sehat sebelum kehamilan
- Mengelola kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya
- Memastikan obat jangka panjang yang aman dikonsumsi selama kehamilan.
- Berhenti merokok
- Berlatih seks yang aman
Pilihan Editor: Usia 25 Tahun Ideal untuk Kehamilan, Benarkah?