Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Rokok: Kurang Sexy

Adanya kampanye anti merokok, tidak mengurangi jumlah pecandu rokok. Propaganda produsen rokok semakin gencar. perokok umumnya ingin kelihatan gagah. Usaha melawan rokok harus dari segi psikologis. (ksh)

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMLAH perokok bukannya menurun dengan adanya kampanye anti merokok yang berkepanjangan. Kebiasaan yang kabarnya membawa risiko terhadap kesehatan ini mendapat angin pula dengan diperdagangkannya rokok-rokok bersaringan. Dan belum lama ini seorang berkebangsaan Israel telah berhasil membuat rokok yang katanya bebas nikotin. Rokok baru ini terbuat dari daun slada dicampur sedikit tembakau. Dalam tiga bulan mendatang rokok slada ini sudah akan beredar dengan merek "Long Life". Berikut ini seorang wanita, dr Myrnawati S menelaah kecanduan yang banyak menulari kaum pria tersebut. Di seluruh dunia sekarang sedang dilancarkan kampanye anti-rokok. Dicari dalil yang serem-serem dan slogan yang dramatis untuk menggambarkan bahaya rokok. Belum lama berselang, Ketua Dewan Penasehat Kesehatan Nasional AS, Emerson Foote menandaskan: "Rokok berarti kematian bagi manusia dan ternyata telah begitu banyak meminta korban. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat para ahli di seluruh dunia. Diakui, kehidupan memang kadang-kadang meminta risiko berat, tetapi dalam keadaan damai, kiranya tidak ada risiko yang melebihi besarnya kebiasaan merokok". Lebih lanjut Dinas Kesehatan Rakyat AS mengungkapkan, tiap tahunnya tidak kurang dari 125.000 hingga 300.000 penduduk negara tersebut yang harus membayar kebiasaan merokok dengan jiwanya. Kampanye yang drastis itu memang ada hasilnya. Menurut laporan sejak tahun 1962, seorang dari tiap delapan perokok sudah menghentikan kebiasaan yang merugikan itu. Sayang hasil tersebut tidak dapat dipertahankan, terutama disebabkan usaha tandingan para produsen rokok yang dilakukan secara efektif. Satu di antaranya, dengan dikeluarkannya rokok berfilter istimewa, yang dikatakan dapat menyerap segala bahaya yang dapat ditimb ulkan oleh rokok. Penjualan rokok kembali meningkat dan Amerika menduduki tempat teratas. Pukul rata, tiap penduduk di sana menghabiskan 3.860 batang tiap tahun. Itupun belum terhitung cerutu dan hasil tembakau lainnya. Macam-macam usaha kampanye anti merokok dilancarkan. Di beberapa negara dilakukan semacam pembatasan reklame dan propaganda rokok, di antaranya pelarangan penggunaan televisi untuk iklan rokok. Termasuk TVRI. Tetapi para pengusaha tidak tinggal diam. Berbagai cara kampanye tandingn dilakukan dan hasilnya pun cukup lumayan. Ambillah contoh Inggeris yang sejak beberapa waktu yang lalu berlaku ketentuan wajib tempel tanda bahaya pada tiap bungkus rokok. Tapi Inggeris ternyata masih merupakan negara nomor tiga di dunia yang penduduknya paling banyak mengisap rokok. Setelah Amerika Serikat dan Kanada. Ratarata orang Inggeris tiap tahunnya menghabiskan 2.830 batang. Dunia pengobatan modern sudah agak lama mengetahui, rokok merupakan penyebab kanker paru-paru, di samping banyak mendatangkan gangguan pada pernafasan, peredaran darah, jantung dan penglihatan. Lebih dari itu kebiasaan merokok juga membawa berbagai bahaya psikologis. Umumnya para perokok ingin kelihatan gagah, jantan dan pemberani. Padahal sebenarnya tindakannya itu hanya sekedar kompensasi untuk menutupi kekurangannya. Hal ini dibenarkan oleh Dr. John Pflaum yang secara mendalam telah melakukan penelitian ihwal pecandu-pecandu rokok. "Pria yang banyak merokok pada pokoknya mempunyai dasar pembawaan keputeri-puterian. Dengan merokok mereka mengharapkan dapat memiliki perasaan he-man yang dapat menyembunyikan sifat keputeriannya yang laten", lapor Dr. Pflaum. Bukti-bukti menunjukkan katanya lebih jauh, pecandu rokok umumnya membutuhkan he-man imge sebagai imbangan kehidupannya yang kurang bahagia sewaktu masih kecil. Perokok memiliki daya vitalitas yang lebih kurang. Mereka tidak tertarik pada olahraga yang berat-berat. Akhirnya oleh sarjana tersebut ditandaskan: "Orang-orang bukan perokok, umumnya merupakan suami-suami yang lebih baik". Lebih lanjut dari kalangan wanita-wanita modern terdengar bisikan bahwa cinta modern tidak dapat dihubungkan dengan candu rokok. Pria yang selalu berbau asap rokok, dianggap kurang sexy. Terasing Dari Pergaulan Sebuah laporan yang diketengahkan pada Sidang Komisi Pemberantasan Bahaya Rokok di AS, antara lain menyebutkan: "Batuk-batuk kecil antara dua kali mengisap rokok dan larangan siaran reklame rokok pada tivi, serta segala macam ancaman medis, ternyata tidak memberikan latar belakang psikologis pada pecandu rokok. Orang masih tetap merokok dan merokok. Dan jumlahnya masih tetap besar, terutama setelah munculnya rokok berfilter khusus". Agaknya masih diperlukan waktu yang lebih lama untuk dapat menyadarkan perokok-perokok yang sudah keranjingan itu. Orang harus lebih dapat menemukan motivasi psikologis yang lebih meyakinkan dan argumen yang lebih dapat diterima daripada ancaman ancaman bahaya kesehatan yang sudah terlalu biasa. Sekedar ilustrasi, ada baiknya diketahui hasil-hasil penelitian Institut Tavistock di Londen yang telah melakukan penelitian terhadap 2500 pecandu rokok dari berbagai tingkatan. Pria-pria antara umur 21-34 tahun yang tiap hari mengisap 16 batang rokok, atau lebih, umumnya berasal dari kalangan rendahan yang tengah berjuang mengatasi berbagai ketegangan dalam usahanya mencapai, atau mempertahankan tingkat kehidupan yang lebih tinggi. Pecandu-pecandu hebat pada usia 35-49 tahun, umumnya terdiri dari mereka yang memiliki posisi baik dan memiliki latar belakang pendidikan cukup. Mereka telah memperoleh kepuasan dalam kedudukannya, tetapi kemungkinan tergelincir tetap ada. Karena selalu diselimuti perasaan tegang. Golongan wanita dewasa yang berusaha menghentikan kebiasaan merokok, umumnya terdiri dari mereka yang pernah mengalami gangguan neurotis, terasing dari pergaulan, atau banyak mengalami depressi. "Adalah tidak tertutup kemungkinan bahwa faktor-faktor psikologis memiliki daya pendorong untuk merokok banyak-banyak. Dalam kehidupan modern yang serba merangsang ini umumnya orang lebih mudah meraih sebatang rokok meskipun diketahui banyak mengandung bahaya -- daripada meraih buah-buahan yang terang banyak membawa faedah", kata lembaga tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus