Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Rusia vs Ukraina memanas belakangan ini, terutama setelah Rusia mengklaim telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS yang dipasok AS dan ditembakkan oleh Ukraina ke wilayah perbatasannya di Belgorod pada Jumat, 3 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua negara kemudian saling menggencarkan serangan terhadap satu sama lain, dengan blogger militer Rusia menyebut bahwa negaranya berada di bawah tekanan berat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun pihak Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu, 4 Januari 2025 mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai desa Nadiya di wilayah Luhansk timur Ukraina dan telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan AS yang menyerang wilayahnya sehari sebelumnya.
"Pada tanggal 3 Januari, sebuah upaya dilakukan dari wilayah Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal terhadap wilayah Belgorod dengan menggunakan rudal taktis operasional ATACMS buatan AS," kata Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu, 4 Januari 2025 dikutip dari AlJazeera.
"Tindakan rezim Kyiv ini, yang didukung oleh kurator Barat, akan dibalas dengan pembalasan," ujarnya menambahkan, dengan mengatakan bahwa semua rudal jarak menengah itu berhasil ditembak jatuh.
Untuk diketahui, Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) memiliki jangkauan 300 km (190 mil) dan pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an. Presiden AS Joe Biden telah mengizinkan Kyiv untuk menggunakan senjata jarak jauh melawan Rusia tahun lalu, dalam sebuah langkah yang dikecam oleh Kremlin sebagai eskalasi besar dari konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Biden diperkirakan akan mengumumkan bantuan keamanan tambahan untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang, menurut juru bicara Gedung Putih John Kirby. Sementara itu, Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa dirinya sangat menentang penggunaan senjata oleh Ukraina, yang menurutnya dapat "meningkatkan" konflik.
Rusia-Ukraina Saling Serang
Pada Sabtu pagi, Kementerian Pertahanan AS juga mengatakan sistem pertahanan udaranya telah menembak jatuh 10 pesawat tak berawak Ukraina di atas wilayah Rusia, termasuk tiga di atas wilayah Leningrad utara. Ini merupakan serangan susulan dari Kyiv yang diduga menyerang sebuah mobil dan menewaskan seorang wartawan Rusia dan melukai lima pekerja media lainnya, menurut laporan kantor berita negara Rusia RIA, sebagaimana dikutip dari Newsweek.
Atas kejadian ini, Bandara Pulkovo St Petersburg untuk sementara menghentikan kedatangan dan keberangkatan penerbangan pada Sabtu pagi.
Sementara itu, serangan Rusia di sebuah desa di wilayah timur laut Kharkiv, Ukraina, pada hari yang sama telah menewaskan seorang pria berusia 74 tahun, kata Gubernur Oleg Synegubov.
Setidaknya tiga orang, termasuk dua anak-anak, terluka dalam serangan Rusia di wilayah Sumy di timur laut Ukraina pada Sabtu, menurut otoritas setempat.
Sumy merupakan daerah yang berbatasan dengan wilayah Kursk di Rusia dan telah menjadi sasaran serangan oleh pasukan Rusia selama berbulan-bulan. Pasukan Rusia juga melancarkan serangan di dekat kota Pokrovsk, Ukraina, dalam upaya untuk memotong jalur pasokan ke pasukan Ukraina dari selatan, berdasarkan keterangan militer Rusia.
Di sisi lain, beberapa blogger militer Rusia mengungkapkan bahwa pihak Rusia berada di bawah tekanan berat dalam menghadapi serangan Ukraina. Sebagaimana di ketahui, di tengah konflik yang terjadi, Ukraina telah menerima sejumlah dukungan dari barat, yang telah mendorong Kyiv dapat meningkatkan upaya pertahanannya dan memungkinkan militernya untuk melancarkan serangan balik yang kuat dengan tujuan merebut kembali wilayah yang diduduki.
Laporan dari para blogger perang Rusia yang memiliki banyak pembaca, yang mendukung perang Moskow di Ukraina namun sering melaporkan secara kritis tentang kegagalan dan kemunduran, menunjukkan bahwa serangan Ukraina telah membuat pasukan Rusia, setidaknya sementara waktu berada dalam posisi defensif atau bertahan.
"Meskipun mendapat tekanan kuat dari musuh, unit kami dengan heroik," kata saluran Operativnye Svodki (Laporan Operasional) dalam beberapa jam pertama setelah serangan tersebut.
Dalam pembaruan selanjutnya, blogger berpengaruh lainnya, Yuri Podolyak, menyatakan bahwa unit-unit Rusia telah mengendalikan situasi setelah "kesalahan" awal dan mengepung pasukan Ukraina di utara jalan raya yang menuju ke ibu kota regional Kursk.
Adapun Penjabat gubernur Kursk, Alexander Khinshtein, meminta masyarakatnya agar hanya mempercayai sumber resmi dan memperingatkan warga yang mengungsi untuk tidak kembali ke area berbahaya tanpa izin.
Baik Rusia maupun Ukrainia berupaya keras untuk meningkatkan posisi mereka di medan perang sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump dilantik pada tanggal 20 Januari. Seperti yang diketahui, Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia akan segera mengakhiri perang, meski tidak menjelaskan cara yang akan ia tempuh.
REUTERS | AL JAZEERA | NEWSWEEK
Pilihan editor: Tentara Rusia Merebut Kota Kurakhove di Ukraina