Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran Dokter buat Atasi Anak Susah Makan

Dokter membagikan kiat mengatasi anak susah makan, antara lain keluarga harus mampu menjadi panutan yang baik.

11 Maret 2023 | 21.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak tidak mau makan. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan bingung bila anak susah makan. Spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, Yoga Devaera, membagikan kiat mengatasi anak yang makan sedikit atau susah makan, antara lain keluarga harus mampu menjadi panutan yang baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sayangnya, enggak bisa juga kalau kita mengharapkan anak makan sehat tapi keluarga makannya enggak sehat. Jadi, harus ada role model dalam keluarga," kata Yoga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain pentingnya panutan, Yoga mengatakan orang tua juga tidak boleh menyerah untuk memperkenalkan makanan-makanan baru kepada anak. Jika hari ini anak menolak makanan yang disajikan, orang tua dapat mencobanya kembali dalam tiga hari atau satu minggu ke depan dengan harapan semakin sering dihidangkan maka lama-kelamaan anak akan terbiasa.

"Kapan boleh menyerahnya? Kalau sudah 15 kali mencoba anaknya enggak mau juga, baru itu namanya enggak doyan. Tapi baru dua kali, misalnya, setiap dikasih hati enggak mau, enggak boleh menyerah, coba lagi nanti," sarannya.

Meski begitu, Yoga juga mengingatkan membina selera makan anak seharusnya dimulai sejak awal, yaitu sejak anak masih dalam kandungan dan saat fase menyusui. Ibu diingatkan untuk tidak terlalu memilih-milih makanan yang dikonsumsi. Keragaman jenis makanan bergizi yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi anak.

"Sehingga sejak dalam kandungan bayi sudah terbiasa dengan rasa makanan yang dimakan ibunya. Ilmu pengetahuan menunjukkan ternyata air ketuban itu ada rasanya sesuai yang dimakan ibu. Jadi, kalau ibunya terbiasa makan segala jenis makanan tentu pada saat (bayi) makan MPASI, dia sudah enggak asing," ujar Yoga.

Waspadai penyakit infeksi
Anak yang kekurangan asupan gizi sesuai kebutuhan dikhawatirkan dapat mengalami masalah kesehatan. Misalnya, dalam jangka pendek anak mudah terkena penyakit infeksi yang kemudian juga akan semakin mempengaruhi kurangnya nafsu makan.

"(Saat sakit) pasti nafsu makan anak turun. Anak semakin kurus semakin gampang lagi kena penyakit. Jadi, itu kayak siklus lingkaran setan karena memang anak yang punya masalah nutrisi daya tahan tubuhnya menjadi rendah," paparnya.

Dalam jangka panjang, anak berpotensi mengalami stunting dengan risiko mengalami kemampuan belajar dan fungsi kognitif yang lebih rendah. Salah satu upaya pencegahan stunting yaitu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan berkala sehingga dapat mendeteksi perlambatan pertumbuhan lebih awal. Yoga juga mengingatkan orang tua untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus