Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tips Atasi Anak Susah Makan

Anak susah makan kerap membuat khawatir para orang tua. Simak tips atasi anak susah makan ini.

12 Maret 2023 | 01.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak sedang makan (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada kalanya anak enggan makan. Entah apa saja alasan anak sehingga buah hati jadi ogah membuka mulutnya. Hal ini tentu membuat khawatir para orang tua. Anak susah makan, bisa menurunkan berat badan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) membagikan tips penting untuk mengatasi anak susah makan. Pertama adalah keluarga harus mampu menjadi panutan yang baik untuk anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sayangnya nggak bisa juga kalau kita mengharapkan anak makan sehat, tapi, keluarganya makannya nggak sehat, nggak mungkin. Jadi, harus ada role model (panutan) dalam keluarga," kata Yoga dalam peluncuran Buku the Winner's Recipe by Nutricia pada Sabtu 11 Maret 2023. 

Selain pentingnya panutan, Yoga mengatakan orang tua juga tidak boleh menyerah untuk memperkenalkan makanan-makanan baru kepada anak. Jika hari ini anak menolak makanan yang disajikan, orang tua dapat mencobanya kembali dalam tiga hari atau satu minggu ke depan dengan harapan semakin sering dihidangkan maka lama-kelamaan anak akan terbiasa.

"Kapan boleh menyerahnya? Kalau sudah lima belas kali mencoba anaknya nggak mau juga, baru itu namanya nggak doyan. Tapi, baru (coba) dua kali, misalnya, setiap dikasih (daging) hati 'nggak mau, nih, Dok'. Nggak boleh menyerah, coba lagi nanti," kata Yoga.

Meskipun begitu, Yoga juga mengingatkan bahwa membina selera makan anak seharusnya dimulai sejak awal, yaitu sejak anak masih dalam kandungan dan saat fase menyusui. Ibu diingatkan untuk tidak terlalu memilih-milih makanan yang dikonsumsi.

Keragaman jenis makanan bergizi yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi anak.

"Sehingga sejak dalam kandungan ini, bayi sudah terbiasa dengan rasa makanan yang dimakan oleh ibunya. Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa ternyata air ketuban itu ada rasanya, sesuai dengan yang dimakan ibu. Jadi, kalau ibunya terbiasa makan segala jenis makanan tentu pada saat (bayi) makan MPASI (makanan pendamping air susu ibu), dia sudah nggak asing," kata Yoga.

Anak yang kekurangan asupan nutrisi sesuai kebutuhannya dikhawatirkan dapat mengalami masalah kesehatan. Misalnya, dalam jangka pendek anak mudah terkena penyakit infeksi yang kemudian juga akan semakin mempengaruhi kurangnya nafsu makan.

"(Saat sakit) pasti nafsu makan anak turun, tingkat nafsu makan anak turun. Anaknya makin kurus, makin gampang lagi kena penyakit. Jadi itu kayak siklus lingkaran setan, ya, karena memang anak yang punya masalah nutrisi, daya tahan tubuhnya menjadi rendah," kata Yoga.

Dalam jangka panjang, kata Yoga, anak berpotensi mengalami stunting dengan risiko mengalami kemampuan belajar dan fungsi kognitif yang lebih rendah. Salah satu upaya pencegahan stunting yaitu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan berkala sehingga dapat mendeteksi perlambatan pertumbuhan lebih awal.

Yoga juga mengingatkan orang tua untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat untuk anak.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus