Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Obat sakit kepala mengadung parasetamol sebagai analgesik atau pereda nyeri. Hanya saja, kerja parasetamol kurang maksimal apabila tidak ditunjuang oleh zat lain, yakni kafein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Country Medical Lead Bayer Consumer Health, Bayer Indonesia, dokter Riana Nirmala Wijaya mengatakan saat menderita sakit kepala, orang biasanya mencari obat yang cespleng menghilangkan nyeri tersebut. "Berdasarkan penelitian, kafein bisa meningkatkan penyerapan parasetamol," kata Riana dalam konferensi pers virtual Saridon Extra pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam obat sakit kepala, menurut dia, fungsi kafein dan parasetamol bisa bersinergi. Sebab, apabila kandungan obat lebih cepat terserap tubuh, maka zat tersebut bisa lebih cepat bekerja. "Dengan begitu, parasetamol mampu menurunkan sakit kepala dengan dosis yang lebih rendah," ujarnya.
Apabila tidak menggabungkan kafein dan parasetamol dalam obat sakit kepala, menurut Riana, maka dosis parasetamol akan naik sampai 70 persen. Padahal, setiap orang tentu tak ingin mengkonsumsi obat dalam dosis tinggi. "Ini kombinasi yang sudah diteliti secara ilmiah dan menunjukkan efektifitas yang baik."
Riana melanjutkan, survei Bayer menunjukkan, konsumen yang mengalami sakit kepala membutuhkan obat pereda nyeri yang efektif dan tidak perlu dosis terlalu tinggi. Mereka inginnya cukup minum sekali, langsung sembuh, dan tidak perlu minum lebih dari satu macam obat.
Baca juga:
3 Plus 1 Jenis Sakit Kepala yang Kamu Mesti Tahu Penyebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.