Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Musim pancaroba ditandai dengan perubahan cuaca atau suhu udara yang tidak stabil, seperti banyak angin dan hujan. Namun keesokan harinya sepanjang hari didominasi panas. Begitu pula sebaliknya.
Perubahan cuaca ini dapat meningkatkan potensi berbagai penyakit. Biasanya, saat musim pancaroba tiba, orang lebih sering berada di tempat tertutup. Akibatnya, seseorang dapat mengalami peningkatan risiko penularan infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, virus dan bakteri juga mampu hidup lebih lama dan berkembang ketika suhu dan kelembaban lebih rendah, termasuk pada musim pancaroba. Biasanya, pada musim pancaroba memicu maraknya orang terjangkit Demam Berdarah Dengue disingkat DBD. Namun, selain DBD, terdapat tiga penyakit berbahaya lain yang marak pada musim pancaroba. Berikut adalah tiga penyakit berbahaya ketika musim pancaroba tiba, yaitu:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Chikungunya
Chikungunya merupakan infeksi virus yang menimbulkan demam secara tiba-tiba dan nyeri sendi menyakitkan. Virus dari penyakit ini, alphavirus menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Biasanya, nyamuk tersebut menggigit pada siang dan malam hari. Namun, virus chikungunya tidak menyebar secara langsung dari manusia.
Meskipun nyaris sama dengan DBD, tetapi chikungunya dapat menjadi lebih berbahaya. Chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit lebih tinggi pada bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, dan orang dengan kondisi medis lain (hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung), seperti dikutip kemkes.go.id.
Adapun, gejala dari penyakit ini, antara lain demam sampai 39 derajat Celcius, ruam kemerahan, nyeri otot, sendi, dan tulang, sakit kepala, lemas, serta mual.
2. Leptospirosis
Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengingatkan bahwa leptospirosis dari bakteri leptospira perlu diwaspadai selama musim pancaroba. Penyakit ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.
Pada musim hujan, terutama ketika banjir, tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus akan berlarian di sekitar manusia dan kotoran serta air kencingnya akan bercampur dengan air banjir. Seseorang yang mempunyai luka, lalu terendam air banjir dengan campuran kotoran tikus mengandung bakteri leptospira. Akibatnya, seseorang tersebut berpotensi terinfeksi.
Untuk menangani infeksi ini, seseorang harus selalu menjaga kebersihan dan tidak bermain air ketika banjir, terutama jika memiliki luka. Seseorang juga harus segera pergi ke dokter, jika mengalami gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
3. Diare
Menurut mayoclinic.org, diare merupakan kondisi seseorang yang mengalami buang air besar lebih sering dari biasanya. Diare juga dapat ditandai dengan beberapa gejala lain, seperti kram atau nyeri perut, kembung, mual, muntah, demam, dan tinja berdarah. Meskipun relatif terjadi secara singkat, tetapi jika dibiarkan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan lain.
Saat diare berlangsung lebih dari beberapa hari menjadi beberapa minggu dapat berarti tanda dari penyakit lain. Salah satu penyakit yang muncul pada musim pancaroba ini menjadi tanda seseorang mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit celiac, atau radang usus.
RACHEL FARAHDIBA R | YUNIA PRATIWI | ANTARA
Pilihan editor: 5 Makanan yang Dianjurkan Saat Musim Pancaroba Buat Jaga Imun Tubuh