Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Selain Vaksinasi, Hindari Virus Penyebab Kutil Kelamin dengan Ini

Human Papillomavirus alias HPV salah satu penyebab penyakit kutil kelamin. Intip cara menghindari virus ini.

28 Maret 2019 | 16.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Press Conference Kutil Kelamin bersama dokter spesialis kulit dan kelamin Dian Pratiwi dan Anthony Handoko. 28 Maret 2019. TEMPO.CO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Human Papillomavirus alias HPV merupakan sebuah kumpulan virus yang terdiri dari 140 tipe berbeda. Meski tak semua tipe dianggap berbahaya, beberapa tipe seperti HPV 6 dan 11 disebut sebagai penyebab utama kutil kelamin. Lebih dari itu, HPV 16 dan 18 juga menyebabkan timbulnya kanker serviks pada wanita.

Baca: Mitos Menentukan Jenis Kelamin Anak Sejak Awal, Faktanya

Tak pandang usia, infeksi HPV ini dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat pada tahun 2017, terdapat 79 juta penduduk di dunia telah terjangkit virus HPV.

Bagi Anda yang merasa khawatir dan berharap agar dijauhkan dari infeksi HPV, dokter spesialis kulit dan kelamin, Dian Pratiwi pun membagikan beberapa tips . Menurut pemaparannya dalam sebuah acara konferensi pers bersama klinik Pramudia, ia menyebut bahwa salah satu hal utama yang harus dilakukan ialah melakukan vaksinasi.

Menurut Dian, Badan Kesehatan Dunia, WHO pun menyarankan untuk melakukan vaksinasi untuk melawan HPV. “Dari segi umur, vaksinasi sangat disarankan untuk dilakukan sedini mungkin. 9 hingga 15 tahun sudah boleh,” katanya pada 28 Maret 2019.

Selain itu, terkhusus bagi mereka yang telah aktif secara seksual, menggunakan kondom saat melakukan hubungan ialah hal terpenting. Alasannya HPV yang merupakan virus penyebab infeksi menular seksual (IMS) paling umum. “Saat akan melakukan hubungan seksual, kondom sebaiknya digunakan dari awal yaitu sebelum penetrasi hingga benar-benar selesai,” katanya.

Baca: Jerman Sahkan Jenis Kelamin Ketiga

Hal terakhir yang tak kalah penting adalah pasangan memiliki komitmen untuk melakukan hubungan seksual yang monogami. Sebab, Dian mengatakan bahwa jika satu orang saja yang melakukan hubungan seksual secara monogami, tetapi tidak demikian dengan pasangannya, hal tersebut akan percuma. “Misalnya istri monogami tapi suami bergonta ganti pasangan, sama saja bohong. Karena jika sang suami nanti terjangkit dari orang lain, sang istri yang sudah monogami juga akan tetap terjangkit virus yang sama,” katanya.


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus