Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan di pesawat banyak dikeluhkan karena terasa tidak enak. Bukan hanya di satu maskapai, hal itu berlaku di semua pesawat dari maskapai yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasa makanan yang tidak enak ini bukan kesalahan katering yang digunakan maskapai penerbangan karena ada penjelasan ilmiah di balik itu. Makanan yang sama akan terasa berbeda saat berada di darat dan ketinggian 30.000 kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Makanan dan minuman memang terasa berbeda di udara," kata Clint Henderson, pemimpin redaksi situs perjalanan The Points Guy kepada Fox News Digital.
Dehidrasi di Ketinggian
Ada penelitian dari Fraunhofer Institute mengenai persepsi orang tentang rasa makanan dan minuman tertentu saat berada di simulator penerbangan yang meniru lingkungan kabin pesawat. Penelitian tersebut dilakukan dengan pendanaan dari Lufthansa setelah maskapai penerbangan Jerman tersebut menemukan bahwa penumpang mengonsumsi jus tomat sebanyak bir di dalam pesawat, sebuah statistik yang mengejutkan dalam budaya yang sangat menyukai bir.
"Dehidrasidapat memengaruhi cara kita merasakan makanan," kata Maggie Michalczyk, seorang ahli diet terdaftar dan pendiri Once Upon a Pumpkin, seperti dikutip Huff Post. "Faktor-faktor seperti udara yang sangat kering dan tekanan udara yang rendah juga dapat memengaruhi indera penciuman dan pengecap kita. Makanan dapat terasa lebih hambar, dan rasa gula serta garam dapat diredam."
Secara khusus, kata dia, persepsi tentang rasa asin dan manis sangat terpengaruh, sementara rasa asam, pahit, dan pedas tidak terlalu terpengaruh. "Itulah yang mungkin menjelaskan mengapa perusahaan makanan menggunakan lebih banyak rempah-rempah daripada yang mereka gunakan di darat," ujar dia.
Suara bising dan getaran latar belakang di pesawat juga berperan dalam menentukan bagaimana rasa sesuatu, kata Henderson.
Ia mencatat bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor-faktor ini dapat memengaruhi indra penciuman seseorang.
"Saya juga merasa indra penciuman saya terpengaruh, yang benar-benar dapat mengubah rasa makanan juga," katanya.
Minuman Ini Lebih Enak di Ketinggian
Menurut data Fraunhofer Institute, lingkungan pesawat menurunkan sensitivitas indera perasa kita sekitar 30 persen, yang membantu menjelaskan mengapa jus tomat mungkin terasa lebih enak dan lebih menyegarkan di ketinggian 30.000 kaki. Ginger ale, minuman berkarbonasi dari jahe, juga lebih enak di ketinggian.
Ketinggian yang lebih tinggi dan tekanan udara yang lebih rendah dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan mengeringkan saluran hidung, sehingga menghambat reseptor penciuman. Beberapa orang membandingkan pengalaman tersebut dengan makan saat sedang pilek.
Saat terbang, Henderson biasanya memesan minuman Coke Zero atau jus cranberry dan soda klub bersama makanannya, katanya.
"American Airlines menyajikan espresso di beberapa rute utamanya, yang saya nikmati, meskipun kopi di pesawat biasanya tidak enak," katanya.
Jika bisa memilih makanan, ia menyarankan untuk memesan pasta. "(Pasta) biasanya cukup enak di udara, tidak peduli siapa yang menyajikannya," katanya.
Namun, bagi siapa pun yang ingin memaksimalkan rasa di pesawat, Henderson menyarankan untuk menghindari satu hal: minum minuman beralkohol secara berlebihan. Alkohol bisa memperparah dehidrasi dan membuat orang mabuk sehigga apa pun jadi terasa tidak enak.
FOX NEWS | HUFFINGTON POST