Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Semerbak Wangi Roti Rumahan di Gang Babakan Rahayu Kota Bandung

Kini ada sekitar 30 pembuat roti di daerah gang labirin itu. Sepeda motor juga gerobak hilir mudik mengangkut roti.

20 Juli 2024 | 11.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Wangi roti dari panggangan menguar dari rumah-rumah warga di Sentra Roti Gang Babakan Rahayu, Kota Bandung. Di lingkungan RW 06 Kelurahan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler itu, ada puluhan pembuat roti rumahan dengan aneka varian berharga ekonomis. Produksinya setiap hari dimulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aneka roti yang dibuat seperti roti kadet, juga roti tawar seharga Rp 5.000 per bungkus. Ada juga misalnya roti bantal, roti isi kacang hijau, juga isi parutan kelapa dengan rasa manis atau disebut roti kopyor yang harganya Rp 3.000 per bungkus. Dari pabrik industri rumahan itu, siapa pun bisa datang langsung membeli rotinya secara satuan atau dalam jumlah banyak untuk dijual kembali di warung atau di pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut seorang pembuat roti, Sutarno alias Nano, 41 tahun, kini ada sekitar 30 pembuat roti di daerah gang labirin itu. Sepeda motor juga gerobak hilir mudik mengangkut roti. Waktu puncak kesibukannya selepas petang hingga malam. “Roti-roti diangkut ke pinggir jalan depan untuk dibawa pemesan,” katanya, Rabu 17 Juli 2024. Gang Babakan Rahayu berada di sisi kiri Jalan Kopo, dekat pintu keluar Terminal Leuwipanjang.

Roti yang dirintis sejak 1980-an kini diproduksi oleh 30-an pabrik di rumah warga Babakan Rahayu Kota Bandung. (TEMPO/Prima Mulia)

Dirintis sejak 1980-an, industri roti rumahan itu ikut terdampak pandemi Covid-19. Jumlah produksi roti menurun hingga terjadi pengurangan jumlah karyawan. Kondisi itu menurut Nano dialami semua pembuat roti di Gang Babakan Rahayu. Kini mereka harus menghadapi persaingan dengan roti-roti baru berkemasan bagus. 

Sebagian merupakan roti keluaran pabrik seharga sekitar Rp 2.500-3.000 per bungkus dengan masa kedaluarsa hingga tiga bulan. Sementara roti kopyor buatan Nano dan istrinya dengan label Putri Sawargi misalnya, layak dimakan selama kurang dari lima hari. Sejak berproduksi pada Februari 2012, harga rotinya tetap dipertahankan Rp 3.000 sampai sekarang. Namun ukurannya kini diperkecil hingga setengah dibandingkan yang dulu. 

Aneka roti rumahan di Gang Babakan Rahayu itu selain menyebar dari mulut ke mulut, juga dikenalkan lewat media sosial. Beberapa nama roti diantaranya Sawargi, Mekarsari 99, Kurnia, Rahayu. Selain beredar di Bandung dan sekitarnya, roti mereka menyebar ke wilayah Jawa Barat. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus