Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam interaksi dengan satu kelompok maupun antar individu seringkali beberapa sifat kita membuat orang lain tidak nyaman. Sehingga dalam suatu pertemanan kita juga terkadang merasa orang lain tidak menyukai kita. Atau bahkan teman-teman kita menunjukkan gestur yang menunjukkan ketidaknyamanan saat bersama kita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini acapkali mengganggu pikiran kita. Bagaimana tanggapan orang atas kepribadian kita sangat mempengaruhi hubungan pertemanan atau hubungan lain yang mengikat. Akibatnya kita merasa telah membuat orang lain tidak nyaman hingga menyalahkan diri sendiri. Hal ini sebenarnya terjadi pada banyak orang diluar sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Interaksi sosial terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang. Beberapa orang mungkin menyadari bahwa interaksi sosial dalam bentuk tertentu dapat membuat mereka merasa seolah-olah orang lain membenci atau tidak menyukai mereka, meskipun sebenarnya tidak demikian.
Dilansir dari Medical News Today orang yang mengalami hal ini mungkin merasa terisolasi. Mereka sering takut pada kelompok besar karena khawatir anggotanya membicarakan mereka. Mereka menganalisis secara berlebihan, mencari makna tersembunyi dalam perkataan atau tindakan orang lain untuk menunjukkan ketidaksukaannya.
Ada banyak kemungkinan alasan mengapa seseorang merasa seperti ini. Ini dapat dipicu oleh, depresi, hubungan yang rumit, kekerasan, kecemasan, rendah diri, gangguan bipolar, intimidasi sebelumnya dirasakan atau saat ini, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin dapat mengatasi perasaan tidak percaya dan cemasnya. Orang lain mungkin memerlukan konseling, dan mungkin pengobatan, untuk membantu mereka mengatasi perasaan negatif tentang pandangan orang lain terhadap mereka.
Secara psikologis sebenarnya dapat dijelaskan hal-hal yang membuat seseorang merasa tidak disukai. Dikutip dari Psychology Today berikut alasan mengapa orang merasa tidak disukai:
1. Pengalaman yang bervariasi. Setiap individu pasti melalui banyak peristiwa dalam hidupnya. Kenangan akan peristiwa-peristiwa yang dilewati dalam hidup kita dapat mencakup berbagai hal yang setiap orang pasti berbeda, entah ceritanya maupun responnya. Hal itu menjadikan interpretasi seseorang dengan yang lain tidak akan sama dan hal itu sangatlah wajar. Ada orang yang menganggap satu peristiwa sebagai cerita yang menyenangkan ada pula sebaliknya.
2. Dalam mengantisipasi penolakan, kemungkinan akibatnya mengeluarkan aura negatif. Seringkali kita memendam perasaan negatif kepada diri sendiri sehingga kemungkinan merasa sulit untuk menjangkau orang lain. Akibatnya saat menyampaikan sesuatu kita aura yang ada dalam diri secara tidak sadar keluar dengan sendirinya. Itu membuat orang lain barangkali tidak nyaman.
Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan membuat diri sendiri menerima segala hal yang pada diri, termasuk perasaan negatif. Sehingga kita bisa berdamai dengan diri dan memberikan kesan yang lebih positif juga menginspirasi dengan menerima tanggapan yang lebih ramah dari orang lain—dan hal ini dapat benar-benar mencerahkan suasana hati.
3. Sikap yang mungkin tidak menyenangkan. Beberapa orang begitu ingin disukai sehingga tanpa disadari mereka berusaha mendekati orang lain dengan perilaku yang mereka anggap lucu, menarik, atau memikat—padahal sebenarnya tidak. Hal ini sering terjadi bagi seseorang yang memiliki humor pedas, sering memberi komentar yang keterlaluan, atau keterbukaan diri yang terlalu cepat, sehingga akan mendapati orang lain menjauh. Jika upaya untuk bersikap ramah tampaknya menjauhkan orang lain, hal yang bisa dicoba adalah dengan bicara kepada teman atau saudara yang sefrekuensi. Karena tidak semua orang akan menerima candaan yang pedas atau komentar langsung.
4. Orang lain mungkin tidak mengerti gaya komunikasi kita. Beberapa orang memiliki tipe yang berbicara tanpa basa-basi atau seringkali terang-terangan. Tidak semua orang paham dengan gayanya berkomunikasi yang terkadang terlalu cepat memberi nasihat, menyuarakan pendapat atau penilaian yang kuat, tidak mau kalah saat berpendapat, dan lain-lain.
Hal yang bisa dilakukan agar komunikasi lebih cair adalah dengan mendengarkan dan mengajukan pertanyaan lebih dulu kepada lawan bicara. Mencoba untuk memahami daripada terburu-buru memberikan saran atau pendapat. Bisa juga dilakukan dengan mengambil napas dalam-dalam kemudian mundur sejenak, biarkan orang lain menjadi sorotan dalam percakapan dan menjalin persahabatan baru dengan rasa kepedulian daripada melakukan penunjukkan kualitas diri yang berlebihan.
5. Terlalu sibuk untuk hadir bagi orang lain. Selalu menjadikan pekerjaan sebagai perhatian utama dapat memberi sinyal kepada orang lain bahwa kita tidak bersedia berteman dekat atau malah berpaling dari teman yang membutuhkan. Berhubungan dengan orang lain berarti hadir dalam kehidupan mereka, di saat-saat baik maupun saat-saat buruk, meskipun hanya sekadar berada di sana sebagai kehadiran untuk kepedulian. Itu bisa berarti lebih dari apapun yang bisa dikatakan.
6. Mengingatkan orang lain tentang seseorang yang tidak mereka sukai. Beberapa orang menunjukkan reaksi agresif secara tiba-tiba terhadap orang lain yang mengingatkan mereka pada seseorang yang telah membawa trauma dan konflik dalam hidup mereka.
Reaksi negatif ini mungkin bukan sesuatu yang dapat diubah, betapapun hangatnya penyampaian dan perlakuan kita kepada mereka. Bahkan seringkali membuat mereka bersikeras bahwa kita tidak memahami perasaan dan trauma yang dialami. Jika hal itu terjadi yang bisa kita lakukan adalah memberi jarak dan waktu kepada mereka. Yang pasti bisa mengeluarkan seseorang dari situasi trauma adalah diri sendiri. Bukan orang lain. Pahami hal tersebut untuk bisa membuat orang lain nyaman.
Pilihan editor: Tetap Berteman dengan Sahabat yang Sudah Mengkhianati, Bisakah?