Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Simak Sarapan Nasi Goreng Terasi Bersama William Wongso

Maestro kuliner William Wongso beratraksi membuat Nasi Goreng Terasi.

11 Oktober 2018 | 07.45 WIB

Salah satu tempat blusukan William Wongso di Bukunya (Foto ISTIMEWA)
Perbesar
Salah satu tempat blusukan William Wongso di Bukunya (Foto ISTIMEWA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sleman - Dengan mengenakan celemek warna merah, maestro kuliner William Wongso bersiap beratraksi di depan kompor sejak pukul 8 pagi. Memasak nasi goreng untuk menu sarapan pagi bersama sang maestro di ajang Indonesia Culinary Conference & Creative Festival “Nasi Goreng dan Sate” di Gedung Graha Sabha Pramana Yogyakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.

Baca: Sulitnya Cari Koki Masakan Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak banyak pernak pernik di atas meja panjang yang diletakkan di depan audiens. Kompor gas, wajan, minyak goreng, aneka bumbu dan sayur, setoples kerupuk, nasi dingin. Dan sreng sreng sreng… Tangan kanannya berayun mengaduk nasi di dalam wajan. Sebelumnya menumis cabai giling biar tak langu. Api kompor dibiarkan menyala besar. “Karena minyaknya harus panas. Elemen gurih akan muncul ketimbang api kompor kecil,” kata William.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Apabila api kompor tak bisa membesar bisa diakali dengan cara tidak terlalu cepat mengaduk bahan yang digoreng. Melainkan bahan di dalam wajan berminyak didiamkan sebentar, diaduk, didiamkan, diaduk, dan seterusnya. “Yang penting panas,” kata William Wongso.

Benar saja. Aroma khas nasi goreng bercampur terasi menguar di dalam ruangan yang luas itu. Nasi goreng yang dibuatnya bukan berwarna merah karena cabai seperti nasi goreng umumnya. Bukan pula kecokelatan karena ditetesi kecap. Melainkan nyaris hitam karena menggunakan bumbu terasi. “Itu untuk memunculkan cita rasa nasi gorengnya. Bisa dari aroma pedasnya, dari terasi, atau dari gosongnya,” kata William.

Mengingat bahan dasar nasi goreng adalah nasi sisa. Nasi yang dingin berasa hambar dan akan mempunyai cita rasa setelah diberi bumbu. Dan William menyarankan untuk menggunakan bumbu-bumbu segar, bukan instan. Termasuk penyedap rasa pun dipilih yang berbahan alami. Semisal untuk rasa pedas menggunakan cabai segar, bukan sambal cocolan atau sambal jadi yang dijual dalam kemasan. “Sambal cocolan terlalu banyak penyedap,” kata William.

Bahan campuran nasi goreng bisa aneka macam. Termasuk macam-macam sayur bisa jadi pelengkap nasi goreng. “Sayur apa saja bisa jadi campuran nasi goreng. Cap cay itu kan juga makanan sisa sebenarnya,” kata William.

Baca: 5 Kunci Sukses Meniti Karier di Dunia Kuliner dari William Wongso

Nasi goreng pun siap disajikan. William mengajak audiens yang berminat mencicipi untuk datang ke muka panggung. Tak hanya ibu-ibu, bapak-bapak pun tergiur mengangsurkan piring mereka. Dan William menyajikaan 2-3 sendok makan nasi goreng ke atas piring mereka.

Pito Agustin Rudiana

Koresponden Tempo di Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus