Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Spesialis KFR Bagi Tips Stimulasi Aktivitas Fisik Anak sesuai Usia

Pakar mengatakan stimulasi aktivitas fisik pada anak bisa dimulai dari usia 0-1 tahun dan disesuaikan kemampuan di usianya.

2 April 2024 | 13.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak bermain/UNIQLO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi pediatri RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rizky Kusuma Wardhani, mengatakan stimulasi aktivitas fisik pada anak bisa dimulai dari usia 0-1 tahun dan disesuaikan kemampuan di usianya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau di bawah 1 tahun untuk perbanyak stimulasi fisik pertama tidak boleh banyak digendong, harus banyak tummy time, harus taruh di kasur atau lantai. Kita bisa posisikan anak sering tengkurap atau berguling-guling, itu salah satu stimulasinya,” kata Rizky dalam diskusi daring Selasa, 2 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika anak yang sering tengkurap sudah mampu mengangkat kepala atau berguling sendiri, Rizky menyarankan stimulasi anak dengan memposisikannya duduk dengan bantuan sandaran dan menopang dengan kedua tangannya. Setelah itu, stimulasi bisa dilanjutkan dengan mengajari anak berdiri dan berjalan dengan bantuan. 

Jika anak pada usia 1 tahun 2 bulan belum bisa berjalan, Rizky menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan cara terbaik melakukan stimulasi anak.

“Kalau anak bisa jalan dan lari di usia 2 tahun, biasanya kurang lebih sama akhirnya distimulasi untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks seperti melompat, berlari lebih jauh, dan aktivitas lain seperti olahraga, terutama di usia sekolah,” kata Rizky.

Peran penting orang tua
Rizky juga mengingatkan orang tua harus aktif mengajak anak melakukan aktivitas fisik dan bergerak. Lakukan olahraga bersama dan berikan anak contoh baik untuk aktif bersama dan bergerak bersama. Anak juga bisa diajak melakukan pekerjaan rumah bersama seperti menyapu dan mengurangi paparan layar gawai atau televisi.

Pilihlah kegiatan fisik dan olahraga yang aman bagi anak seperti bermain di dalam atau sekitar rumah serta arena bermain yang aman sesuai usia. Ia juga mengingatkan untuk tidak melarang anak bermain di luar rumah dan bersosialisasi dengan teman sebaya karena dapat memberikan dampak positif pada perkembangan sosial dan motorik.

“Melakukan olahraga secara bersama-sama, kita harus bisa memotivasi anak mau bermain bersama. Anak jangan sering dilarang. Biarkan anak bermain bebas bersama teman atau ajarkan permainan masa kecil yang ternyata sangat bagus untuk stimulasi perkembangan anak,” ucap Rizky.

Berikan juga nutrisi yang baik bagi tubuh anak dan kurangi mengonsumsi makanan berperisa, mengandung pemanis buatan, dan makanan kemasan berpengawet yang berbahaya bagi kesehatannya. Rizky juga menyarankan anak tidur cukup dan berkualitas minimal delapan jam sehari, termasuk tidur siang dan malam untuk merangsang hormon pertumbuhan yang bekerja jika anak dalam kondisi rileks atau tidur.

“Tidur bukan hanya tidur siang. Intinya anak cukup istirahat, bisa diambil dari tidur malam atau siang, jadi dalam satu hari harus cukup minimal delapan jam. Diharapkan dari istirahat cukup ada hormon pertumbuhan yang akan meningkat sehingga membantu pertumbuhan tulang,” tegas Rizky.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus