Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, terdapat beragam gula yang dapat digunakan untuk mengolah minuman menjadi manis, termasuk gula aren dan gula merah. Walaupun sekilas mirip, tetapi kedua gula ini pada dasarnya merupakan dua jenis gula yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gula merah atau yang biasa dikenal dengan gula Jawa memiliki banyak perbedaan dengan gula aren, salah satunya dari segi bentuk. Gula merah atau gula Jawa memiliki bentuk seperti tabung dan silinder dengan tekstur yang padat. Sedangkan, gula aren memiliki bentuk yang cembung layaknya batok kelapa dan bertekstur getas serta masir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari bahannya, gula merah dibuat dari sari atau nira batang pohon palem ataupun kelapa, rasa manis pada gula merah lebih cocok dibuat untuk tambahan pada pembuatan kue atau makanan lainnya. Sedangkan, bahan pembuatan gula aren dibuat dengan mengambil sari atau nira dari pohon aren.
Dari segi warna pun, gula aren memiliki warna yang cenderung coklat kehitaman. Rasanya pun lebih manis dan memiliki aroma yang lebih kuat dibanding gula merah.
Gula aren harus dibuat dengan seksama. Air nira yang baru diambil dari pohon harus segera diolah paling lama 90 menit setelah diambil karena mudah asam. Hal ini disebabkan adanya proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyses sp.
Pekerja memproduksi gula merah di Desa Cendono, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 12 Juli 2022. Gula Merah yang terbuat dari sari tebu yang diolah secara tradisional untuk dijadikan bahan pembuatan kecap yang dipasarkan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa itu dijual Rp8.500 - Rp10.000 per kilogram tergantung kualitas. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Dari segi kandungan gizi, gula merah per 100 gram memiliki sebanyak 90 miligram kalsium, 4 miligram zat besi, karoten, vitamin A, B12, C, E, float, garam mineral, dan protein kasar. Sedangkan, dalam 100 gram gula aren mengandung kalori 268 kkal, karbohidrat 95 gram, kalsium 75 miligram, fosfor 35 miligram, zat besi 3 miligram, dan air 4 miligram.
Dilansir dari laman Spiceography, gula merah memiliki rasa karamel butterscotch. Namun, gula aren juga memiliki rasa yang hampir mirip, hanya saja bertekstur lebih berasap. Oleh sebab itu, gula aren murni sulit ditemukan, sehingga aren murni harus dicampur gula tebu untuk memenuhi permintaan pasar.
Dari segi aroma, gula aren lebih unggul dibandingkan gula merah. Ini karena gula aren memiliki aroma yang lebih harum dibanding gula merah.
Cita rasa manis dari gula aren dan gula merah begitu lekat di lidah masyarakat Indonesia, tak heran dua bahan makanan tersebut sering menjadi salah satu bahan penting pada kue atau makanan tradisional khas Indonesia. Kudapan khas tersebut antara lain klepon, kue putu bambu, kue rangi, kue awuk, misro, kolak, dan masih banyak lagi olahan makanan tradisional yang menggunakan bahan gula merah dan gula aren.
MUHAMMAD SYAIFULLOH