Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tak Hanya Lansia, Serangan Jantung pun Mengintai Anak Muda. Apa Pemicu dan yang Bisa Dilakukan?

Serangan jantung biasanya dikaitkan dengan lansia. Namun, sebenarnya kondisi ini juga bisa dialami segala umur, termasuk anak muda.

20 Februari 2025 | 21.54 WIB

Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

SERANGAN JANTUNG adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika pasokan darah ke jantung tersumbat. Gejala serangan jantung biasanya adalah nyeri dada, sesak napas, sakit di lengan atau rahang. Serangan jantung biasanya dikaitkan dengan lansia. Namun, sebenarnya kondisi ini juga bisa dialami segala umur, termasuk usia 20-an atau 30-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penyebab umum serangan jantung adalah penyumbatan arteri koroner. Penyumbatan terjadi akibat terdapat penumpukan plak kolesterol jahat, sehingga darah sulit lewat. Kejang arteri koroner juga menjadi penyebab serangan jantung. Hal tersebut terjadi ketika ada penyempitan atau kejang yang parah di arteri koroner yang menghambat aliran darah.

Menurut Medical Daily, diperkirakan satu dari setiap lima kasus serangan jantung terjadi pada orang di bawah usia 40 tahun karena faktor pemicu seperti diabetes dan hipertensi. Berikut enam faktor risiko yang dapat memicu serangan jantung di usia muda.

Diabetes

Penderita diabetes memiliki risiko 2-4 kali lebih besar mengalami serangan jantung pada usia muda dibanding yang tanpa diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan menambah penumpukan plak di arteri yang menyebabkan aterosklerosis.

Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan cikal bakal penyakit jantung karena menyebabkan penebalan otot jantung dan merusak pembuluh darah. Insiden hipertensi meningkat lebih cepat pada orang dewasa usia muda dibanding lansia.

Obesitas

Menurut penelitian pada 2018, kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi, yang dapat memicu serangan jantung

Stres

Stres dapat meningkatkan peradangan, tekanan darah tinggi, dan menurunkan kadar kolesterol baik dalam tubuh. Orang stres cenderung memiliki pola makan, tidur, dan olahraga yang tidak teratur. Masalah pekerjaan dan hubungan juga bisa memicu stres pada usia muda.

Merokok

Penelitian menunjukkan perokok memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung tiga kali lipat dibanding bukan perokok. Usia mulai merokok juga mempengaruhi tingkat risiko. Perokok yang memulai kebiasaan sejak sangat muda berisiko lebih tinggi mengalami kematian akibat serangan jantung. Namun, perokok yang menghentikan kebiasaan tersebut pada usia 40 tahun dapat mengurangi risiko kematian dini sekitar 90 persen.

Gaya hidup tidak sehat

Orang dewasa usia muda cenderung kurang tidur, bekerja berlebihan, banyak mengonsumsi makanan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut berkontribusi pada kenaikan kadar kolesterol jahat yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung

Spesialis jantung dan pembuluh darah Hendry Yoseph Nainggolan menjelaskan henti jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi yang berbeda namun sering dianggap sama oleh masyarakat.

“Henti jantung dengan serangan jantung ini beda. Serangan jantung disebabkan aliran darah ke otot jantung mendadak mengalami gangguan. Pasien biasanya masih sadar,” kata Hendry, dikutip dari Antara.

Kemudian, pasien serangan jantung bisa mengalami keluhan mendadak, misalnya nyeri dada seperti tertindih benda berat dan dapat disertai jantung berdebar maupun sesak napas. Sedangkan henti jantung adalah kondisi yang mengancam nyawa sebab jantung berhenti bekerja karena gangguan irama jantung akut dan berat.

Berbeda dari pasien serangan jantung, umumnya pasien henti jantung sudah tidak sadarkan diri dan tidak teraba nadinya. Karena itu, pertolongan pertama pada henti jantung adalah dengan memberikan kompresi dada atau cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Beda Serangan Jantung dan Gagal Jantung

Serangan jantung dan gagal jantung juga kondisi yang berlainan. Dilansir dari Medical News Today, serangan jantung kondisi ketika tiba-tiba ada pengurangan aliran darah, biasanya disebabkan penyumbatan yang mencegah aliran darah normal. Jika aliran darah tidak kembali normal akan menyebabkan bagian otot jantung mulai terhenti.

Adapun gagal jantung kondisi ketika tak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi itu mungkin terjadi, karena jantung tidak terisi cukup darah atau terlalu lemah untuk memompa.

Apa yang Bisa Dilakukan bila Sedang Sendiri?

Serangan jantung bisa terjadi kapan saja pada banyak orang. Respons alami jika mengalami serangan jantung di tempat umum yang ramai adalah meminta pertolongan. Namun bila mengalaminya saat sedang sendirian di rumah, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan menurut The Daily Star.

Telepon layanan darurat

Hal pertama yang harus dilakukan saat terkena serangan jantung adalah menelepon layanan medis, apakah sedang sendiri atau ada orang lain. Anda butuh tenaga medis yang dikirim ke rumah dengan segera. Peluang hidup setelah serangan jantung lebih besar bila segera mendapat pertolongan medis.

Kontak keluarga atau teman

Telepon tetangga atau kerabat yang tinggal paling dekat untuk segera datang. Ingat, katakan dengan singkat dan jangan banyak bicara atau terlalu banyak bernapas. Mereka mungkin bisa menolong dengan segera mencari bantuan.

Tunda dampaknya dengan obat

Aspirin bisa membantu menunda gejala serangan jantung sampai pertolongan datang. Dengan menghentikan penggumpalan darah, aspirin bisa mengurangi kerusakan pada jantung selama serangan jantung. Di sisi lain, aspirin mungkin bisa berefek negatif, termasuk pendarahan di perut. Ingat, aspirin hanya solusi sementara.

Tetap tenang

Meski sulit untuk tetap bersikap tenang dalam situasi yang mungkin fatal, lakukan yang terbaik dan tidak panik sampai pertolongan datang untuk mengurangi tekanan pada jantung. Anda bisa duduk di lantai atau permukaan yang empuk, tergantung mana yang dirasa lebih nyaman. Jika merasa sulit bernapas saat serangan, coba kendurkan pakaian. Tarik napas panjang dan perlahan, usahakan jangan terlalu banyak batuk dan sebisa mungkin tetap rileks.

Tarik napas panjang dan stabil

Tarik napas panjang dan dalam serta tenang sebagai usaha untuk menjaga darah dan jantung tetap teraliri oksigen meski kecenderungan alami mungkin bernapas cepat saat serangan jantung. Berbaring dengan cahaya alami dan kipas angin, pintu atau jendela terbuka, juga bisa membantu karena jantung bisa mendapatkan lebih banyak oksigen dari udara yang mengalir.

Serangan jantung harus mendapat perawatan dalam satu jam. Jika lebih lama, jantung akan bekerja lebih keras untuk memperbaiki sel-sel ototnya yang rusak. Idealnya, pembuluh darah yang tersumbat harus terbuka dalam waktu 90 menit untuk meminimalkan bahaya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus