RABIES sendiri berarti gila. Penyakit ini disebabkan oleh virus
neurotropik --virus yang menyerang pusat saraf. Ditularkan
kepada manusia atau binatang melalui gigitan binatang yang
terjangkit, terutama anjing (90%, kucing (6%) dan kera (3%).
Masa inkubasi (tunas) penyakit ini pada manusia antara 2 sampai
3 minggu dan paling lama 1 tahun. Cepat lambatnya masa inkubasi
itu tergantung pada banyak-sedikitnya gigitan. Juga banyaknya
virus. Tetapi bertambah dekat gigitan itu ke otak tambah cepat
penyakit menyerang. Pada hewan percobaan diketahui kecepatan
perjalanan virus menuju susunan saraf pusat adalah 3 mm per jam.
Dari situ virus kemudian menyebar sampai ke kelenjar ludah.
Ludah menjadi perantara dalam penyebaran penyakit ini. Menurut
Drh. Triwibowo MPS yang menulis dalam majalah Medika bulan
Desember 1980, 3 sampai 5 hari sebelum menunjukkan gejala
rabies, ludah anjing sudah bervirus. Sehingga mutlak dilakukan
observasi tiap kali ada anjing yang menggigit orang, walaupun
belum memperlihatkan gejala klinis rabies," katanya.
Kalau gigitan terjadi di daerah yang berbahaya, seperti kepala
dan leher tak perlu menunggu observasi sampai 10 hari, biasanya
dokter akan memberikan vaksin dan serum. Tetapi jika terjadi di
daerah tubuh yang kurang berbahaya, seperti tangan dan kaki, dan
setelah 10 hari menggigit anjing mati, maka si penderita cukup
diberi vaksinasi.
Pengobatan ditekankan pada pencegahan. Sebab sekali virus
menyebar susah diobati. Dan pengobatan dengan serum hanya manjur
selama masa inkubasi.
Vaksinasi buat mereka yang sudah terserang bisa berakibat lain
pula. Menurut sebuah penelitian, 12 dari 1.000 penderita di
Sulawesi Utara yang divaksinasi menderita peradangan otak. Tubuh
penderita tidak panas sekalipun menderita peradangan. Tapi
sering kejang-kejang. Sekalipun mereka sembuh dari rabies, tapi
gejala yang diakibatkan efek samping vaksin itu bisa menyesatkan
dokter. Mereka bisa dikira gila.
Begitu menakutkannya penyakit ini banyak negara mengenakan
karantina yang ketat. Inggris dan negara-negara Skandinavia
paling berhasil menampik penyakit ini. Di samping dikelilingi
laut negara-negara itu berhasil terutama karena karantina
dijalankan secara ketat tanpa pandang bulu. Kaisar Ethiopia,
Haile Selassie semasa berkuasa terpaksa meninggalkan anjing
kesayangannya Chihuahua di karantina, ketika dia berkunjung ke
Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini