Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tak Perlu Pusing, Begini Cara Simpel agar Hidup Bahagia

Kebiasaan sepele justru sering membuat hidup tak bahagia. Berikut yang harus dilakukan agar kualitas hidup menjadi lebih baik dan bahagia.

25 Agustus 2023 | 22.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Disadari atau tidak, orang sering mengejar sesuatu yang awalnya dikira dapat membuat bahagia dan tanpa sadar hal itu justru akan membahayakan. Terkadang, kebiasaan-kebiasaan sepele pada hidup justru membuat hidup semakin buruk dan tidak bahagia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut beberapa hal yang harus dilakukan agar kualitas hidup menjadi lebih baik dan meraih kebahagiaan, dikutip dari HuffPost.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jauhi orang yang seperti racun
Dalam hidup selalu ada orang-orang yang sering memberi pengaruh buruk. Tetapi karena alasan tidak enak hati, kita tidak bisa menolak atau menjauhi mereka. Jangan takut untuk berkata tidak setiap ada rekan kerja atau orang yang membuat kesal. Alihkan pikiran kepada orang lain yang membuat hidup lebih baik. Banyak orang di luar sana yang lebih berharga untuk mendapat perhatian, jadi jangan habiskan tenaga untuk pusing memikirkan mereka. Segera jauhi dan pangkas hal negatif dalam hidup.

Tinggalkan gawai sebelum tidur
Ini adalah kebiasaan buruk yang dilakukan mayoritas orang tanpa tahu dampak buruknya. Selain kesehatan, kebiasaan ini juga berdampak jelek pada produktivitas. Sinar biru dari layar gawai akan mempengaruhi suasana hati, energi, dan kualitas tidur. Sinar yang juga dihasilkan oleh matahari ini akan memproduksi hormon melatonin dan membuat tubuh tetap terjaga dengan membuat malam terasa seperti siang. Kurang tidur akhirnya berdampak buruk pada keesokan hari, seperti mengantuk pada jam kerja. Hindari bermain gawai sebelum tidur dan buat waktu tidur lebih berharga.

Bersyukur
Mensyukuri segala hal dalam hidup adalah kunci hidup damai dan bahagia. Bersyukurlah atas hal-hal, bahkan yang paling sepele dalam hidup. Tidak semua orang bisa makan tiga kali sehari atau memiliki rumah untuk menjaga dari hujan dan panas. Banyak orang di luar sana yang tidak memiliki teman sebaik sahabat kita. Buat daftar yang terdiri dari hal-hal yang membuat bahagia setiap hari. Hal ini akan membuat kita lebih menghargai hidup dan menjalaninya dengan bahagia setiap hari.

Hindari kesempurnaan
Ini adalah bagian dari tahap sebelumnya, yaitu bersyukur. Hargai apa yang dipunyai dan jangan selalu berharap lebih. Kita mungkin iri melihat akun Instagram orang yang hidupnya tampak sempurna. Namun, di balik kesempurnaan tersebut belum tentu hidupnya benar-benar lebih baik dari kita. Nikmati dan syukuri hidup sendiri dengan menghargai berbagai hal-hal kecil yang baik pada hidup.

Berani memulai sesuatu
Kebanyakan penulis menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan berminggu-minggu, untuk melakukan brainstorming dengan karakter dan jalan cerita. Bahkan, mereka sering menulis halaman demi halaman hal-hal yang bahkan tidak akan masuk dalam buku. Ini dilakukan karena tahu sebuah ide butuh waktu untuk berkembang.

Kita kerap diam dan menunggu waktu yang tepat untuk memulai sesuatu karena merasa ide yang dipunyai belum sempurna. Namun, bagaimana bisa memproduksi sesuatu yang hebat jika tidak pernah melakukannya dan membiarkan ide berkembang? Penulis Jodi Picoult menegaskan untuk membuang sikap perfeksionis dengan kutipan, “Anda bisa memperbaiki halaman yang buruk tapi tidak bisa memperbaiki halaman kosong.”

Lakukan sesuatu untuk mendeskripsikan diri
Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat diri bebas dan bahagia. Menjalani hidup sering kali membuat kita harus memakai topeng dan menjadi orang yang bukan diri sendiri. Lepas topeng dan lakukan sesuatu yang membuat kita merasa seperti diri yang asli, entah dengan bernyanyi keras-keras atau menari seperti orang gila di kamar. Luangkan waktu untuk hal tersebut untuk melepas penat dan stres.

Katakan tidak
Seperti yang telah disebut sebelumnya, jangan takut untuk berkata tidak kepada orang lain. Sebuah penelitian oleh Universitas California menyebutkan menolak berkata tidak cenderung membuat orang stres, bahkan depresi. "Tidak" adalah kata yang menunjukkan kita memegang kontrol tubuh dan hidup sendiri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus