Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Termasuk Kategori Tanaman Beracun, Bahaya Kecubung Lebih Besar dari Manfaatnya

Karena lebih besar bahaya daripada manfaatnya, kecubung masuk kategori tanaman beracun

16 Juli 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memeriksa tanaman kecubung atau terompet setan yang telah mengakibatkan 47 orang teler di Banjarmasin. "Sampel buah kecubung telah kami kirim ke Surabaya, tinggal menunggu hasilnya," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan Komisaris Besar Kelana Jaya, seperti dilansir Antara, Jumat, 12 Juli 2024.

Kecubung dikenal mudah dijumpai di Indonesia. Tanaman dengan nama latin Datura metel L. ini berasal dari benua Asia dan Afrika yang merupakan kawasan tropis. Ciri khas tanaman ini terdapat pada bunga, bentuknya terbalik seperti terompet dengan warna yang cerah (putih kekuningan) dan ukurannya relatif besar (20-30 cm). Sedangkan buah kecubung berukuran kecil, berwarna hijau dengan tekstur berduri. Rasa dari buah ini cenderung sepet seperti buah jambu yang belum masak.

Dilansir dari lindungihutan.com, buah ini masih sering dikonsumsi untuk mendapatkan efek halusinasi yang kuat. Tak heran banyak orang membagikan efek dari mengkonsumsi buah Kecubung ini. Tanaman yang masih satu famili dengan terong dan kentang ini mengandung metil kristalin yang kerap kali digunakan sebagai anastesi karena efek relaksasinya. Selain itu, The Devil’s Breath dalam Kecubung dihasilkan oleh kandungan Skopolamin sebesar 0.4 mg, Atropin 2.9 mg, dan Alkaloid 3.4 mg yang bersifat antikolinergik.

Hal itu menimbulkan efek membahayakan akibat penyalahgunaan Kecubung, antara lain; halusinasi dan delusi, kehilangan kesadaran, gangguan bicara, peningkatan denyut janung dan tekanan darah, kejang-kejang hingga kematian. Namun masih banyak dijumpai orang-orang yang menyalahgunakan penggunaan Kecubung sebagai psikotropika. Salah satunya yang baru-baru ini terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ramai beredar video warga sedang mabuk Kecubung, 2 diantaranya tewas.

Karena efeknya yang berbahaya, kecubung saat ini termasuk kategori tanaman beracun. Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan kecubung sudah tidak digunakan lagi sebagai obat tradisional karena efek sampingnya yang berbahaya.

“Sekarang ini kecubung tidak dianjurkan lagi sebagai obat tradisional, dan digolongkan sebagai tanaman beracun,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, Senin, 15 Juli 2024.

Meski begitu, dulu kecubung pernah dianggap bisa dimanfaatkan. Dikutip dari laman pustaka.setjen.pertanian.go.id, Berikut 5 manfaat daun Kecubung bagi kesehatan. Apa saja? 

1. Mengatasi Bengkak pada Kulit

Untuk mengatasi bengkak pada kulit, daun kecubung sempat diyakini bisa jadi salah satu alternatif pilihan. Caranya, dengan mencampurkan daun Kecubung dengan minyak kelapa, bakar dan remas, lalu tempelkan pada kulit yang bengkak.

2. Meredakan Nyeri Ketika Menstruasi

Daun Kecubung juga dianggap bisa menjadi pereda nyeri ketika menstruasi. Cukup remas daun kecubung dan tempelkan pada bagian perut yang terasa nyeri. Cara ini juga dipercaya ampuh untuk meredakan sakit perut dan sembelit tanpa mengonsumsi obat-obatan.

3. Terkilir

Aktivitas ringan bukan berarti tanpa resiko tubuh bebas dari terkilir. Terkilir merupakan keadaan dimana ligamen atau jaringan pengikat antar tulang mengalami cidera. Daun kecubung memiliki khasiat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Campurkan 14 lembar daun kecubung dan 2 lembar daun serai, cincang halus, tambahkan 2 sendok makan minyak kelapa  lalu oleskan pada bagian yang sakit. Proses pemanasan dan pemijatan dengan minyak ini dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman pada area yang terkilir.

4. Reumatik 

Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, Artritis reumatoid atau Rheumatoid arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada persendian. Kondisi ini merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel tubuhnya sendiri. Untuk membantu mengurangi penyakit tersebut cukup potong 14 lembar daun kecubung, jemur, tambahkan 10 sendok makan minyak kelapa dan simpan  selama 3 hari. Peras minyaknya dan oleskan ke area yang sakit untuk menghangatkannya. Tambahkan minyak kayu putih jika diinginkan. 

5. Ketombe

Permasalahan rambut satu ini umum terjadi pada siapapun terlepas dari apa gender dan berapa usianya. Ketombe menyebabkan gatal-gatal pada kulit kepala dan mengurangi performa penampilan terlebih di depan kolega bisnis. Namun jangan risau, daun kecubung dapat mengurangi permasalahan tersebut cukup dengan tambahkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 sendok makan minyak kelapa ke dalam botol lalu tutup rapat. Panaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari dan oleskan pada kulit kepala dua kali sehari, pagi dan sore.

Terlepas dari keyakinan sebagian masyarakat yang menganggap kecubung punya manfaat kesehatan, tidak dapat dipungkiri kecubung juga bisa berbahaya. Efek psikotropik dalam Kecubung yang tinggi apalagi disalahgunakan bisa menyebabkan halusinasi tingkat tinggi. 

Dalam kasus keracunan parah, di mana dosis racun yang masuk ke dalam tubuh sangat tinggi, kecubung bisa mematikan. Efek racun kecubung dapat bervariasi tergantung pada dosis, cara konsumsi, dan kondisi kesehatan individu. Gejala keracunan biasanya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah konsumsi, dan dapat bertahan selama berhari-hari.

Penggunaan kecubung, baik secara oral, dihirup, ataupun dioleskan pada kulit, dapat berbahaya bagi kesehatan. Racunnya dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara, sehingga perlu kewaspadaan tinggi untuk menghindarinya

SRI DWI APRILIA | YAYUK DIDIYARTI | SUKMA KANTHI NURANI

Pilihan Editor: Viral Mabuk Kecubung, Pakar Ungkap Alasan Tanaman Ini Tak Lagi Digunakan untuk Obat Tradisional

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus