Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hawa panas di Eropa dan kemarau panjang di Indonesia sama-sama punya dampak pada manusia, yakni dehidrasi atau berkurangnya cairan tubuh. Bila Anda kerap ke luar negeri, agar terhindar dari sakit ringan akibat dehidrasi, sebaiknya tahu jurus menghindarinya. Gejalanya bisa berupa pucat, pusing, lemas tak bertenaga, berdebar-debar, sampai sesak napas. Bagi mereka yang menderita komplikasi penyakit tertentu, gejala yang tampaknya enteng ini bisa mematikan.
Ada sejumlah langkah yang disarankan oleh Indiana State Department of Health di Amerika Serikat. Jika Anda harus bepergian dalam cuaca terik, sering-seringlah meminum air atau berteduh menghindari panas. Gunakan pendingin udara (apalagi bila Anda memakai mobil). Bila ada parkir basement, tak ada jeleknya parkir di sana. Suhu basement biasanya lebih rendah daripada suhu luar. Bersikaplah santai. Bila agenda kesibukan tak mengikat, tundalah hingga cuaca sedikit teduh.
Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar juga disarankan. Begitu pula pakaian berwarna cerah. Gunakan bahan pakaian yang bisa menyerap keringat dan menolak panas, misalnya katun. Dan bawalah air minum selalu. Air mineral lebih dianjurkan dikonsumsi dan hindarilah alkohol. Bila Anda bepergian membawa bayi atau anak-anak, sering-seringlah memeriksa kondisi badan mereka.
Problem Lahir Prematur
Orang-orang yang dilahirkan prematur ternyata menyandang sejumlah problem pada usia dewasa. Karena itu, bagi ibu-ibu hamil, disarankan menjaga kehamilan sampai usia kelahiran normal. Pada kelahirannya, bayi prematur juga rawan kematian. Tingkat kematian bayi prematur relatif tinggi daripada bayi lahir normal. Meski demikian, pada masa sekarang, harapan hidup bayi prematur meningkat hingga 80 persen.
Bayi yang dilahirkan prematur atau di bawah delapan bulan (32 minggu) memiliki potensi mengalami problem kesehatan dan mental. Pada sejumlah anak ditemukan kesulitan beradaptasi di sekolah dan lingkungan akibat berbagai gangguan fisik, mulai dari kurang penglihatan sampai refleks yang lambat. Pada orang dewasa ditemukan kasus-kasus susah ingatan. Demikian studi terbaru yang ditemukan di Inggris. Penyebabnya adalah kerusakan otak yang berisiko tinggi menimpa bayi prematur.
Menurut hasil riset dari Perinatal Brain Injury and Repair Group di University College London, problem-problem bawaan pada bayi terlahir prematur disebabkan belum sempurnanya pembuluh darah di tengah otak. Kelemahan ini membuat pasokan darah menuju ke otak berubah-ubah. Akibatnya, otak kekurangan oksigen di beberapa tempat dan mengalami infeksi bahkan kerusakan otak.
'Aromatherapy' untuk Demensia
Praktek aromatherapy yang telah menjadi tren di masyarakat ternyata bisa membantu penderita demensia. Penderita penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak itu umumnya menderita sindroma asosial. Penggunaan aromatherapy yang tepat bisa mendorong sang penderita sanggup beraktivitas normal.
Itulah hasil penelitian tim dokter dari University of Newcastle, yang disampaikan oleh ketuanya, Clive Ballard, dalam Kongres Internasional Asosiasi Psikogeatrik di Chicago, Amerika Serikat, pekan lalu. Dalam penelitian selama empat minggu, diketahui bahwa penggunaan balsam jeruk menunjukkan efek positif pada penderita. "Pasien mengurangi rasa menarik diri dari masyarakat dan meningkat aktivitasnya dalam kegiatan di masyarakat," kata Ballard.
Dalam eksperimen itu, tim Ballard sebenarnya mencoba juga balsam bunga matahari. Pasien secara rutin digosok dan diurut dengan balsam. Tapi hampir sepertiga pasien menunjukkan gejala demam agresif. Ini berbanding terbalik dengan balsam jeruk. Hanya satu dari sepuluh pasien yang didapati mengalami efek negatif aromatherapy.
Levitra Ancam Viagra
Ada informasi penting untuk pria yang "bermasalah" di tempat tidur. Sejenis obat impotensi baru kini mulai diizinkan masuk pasar. Pil itu, diberi nama Levitra, konon lebih "jos" daripada pil Viagra yang kondang itu. Pekan lalu Food and Drug Administration, badan pengawas obat-obatan dan makanan Amerika Serikat, mengizinkan Levitra dijual di pasar negara itu. Pil yang sama juga mulai masuk pasar Eropa.
Levitra bereaksi memacu kejantanan lebih cepat. Hanya butuh 16 menit untuk "greng". Sedangkan pil biru baru bekerja setelah setengah jam. Pembuat Levitra, perusahaan obat Bayer A.G., mengklaim bahwa daya tahan obat itu 50 persen lebih panjang ketimbang Viagra dan minim efek samping. Belum ada studi yang membandingkan kedua obat itu, sih.
Obat kuat macam Viagra diketahui membawa efek samping seperti pusing-pusing dan sakit perut. Obat ini juga tidak dianjurkan untuk penderita penyakit jantung, kecuali atas izin dokter.
Menurut Dr. Jennifer Berman, urolog dari University of California, Los Angeles, pemakaian obat semacam Levitra bisa saja dianjurkan bila ada bukti. Manfaatnya jelas, obat itu memberi pilihan baru bagi pasien yang bermasalah dengan ereksi. "Karena setiap obat, seperti Viagra, tak bisa bekerja baik untuk semua laki-laki," katanya.
Arif A. Kuswardono (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo