Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
'Sendirian' Rawan Penyakit Jantung
Berhati-hatilah orang-orang yang berusia lanjut dan tinggal sendirian. Sebuah penelitian yang disadur oleh BBC dari The Journal of Epidemiology and Community Health menyebutkan, perempuan berusia di atas 60 tahun dan laki-laki di atas 50 tahun yang tinggal sendirian le-bih berisiko mendapat serangan jantung atau gagal jantung.
Para peneliti dari Universitas Aarhus Sy-geus, Denmark, itu mengatakan orang yang tinggal sendirian sangat lekat dengan kebiasaan buruk seperti merokok dan diet buruk. Hal itu menjadi penyebab meningkatnya risiko jantung.
Mereka mempelajari lebih dari 138 ribu orang dewasa di sekitar Aarhus. Dalam rentang waktu 2000-2002, ada 646 orang yang didiagnosis mengalami masalah jantung atau meninggal karena menderita masalah jantung. Jumlah perempuan berusia di atas 60 tahun dan tinggal sendiri yang meninggal mencapai sepertiga dari total kematian akibat masalah jantung. Padahal, jumlah mereka hanya 5 persen dari total penduduk.
Sedangkan untuk laki-laki, dua pertiga dari kematian terjadi karena masalah as-ma, dialami mereka yang berusia di atas 50 t-ahun dan tinggal sendirian. Padahal, jumlah mereka hanya 8 persen dari populasi.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang hidup sendirian kurang mendapat jaringan dukungan sosial dan jarang ke dokter. Hal itu menyebabkan lebih tingginya risiko penyakit jantung.
Toh, juru bicara Yayasan Jantung Inggris, Ellen Mason, mengkritik temuan itu. Kebanyakan mereka yang memilih hidup atau tinggal sendirian, menurut dia, sering kali memiliki dukungan sosial yang kuat dan bergaya hidup sehat. "Gaya hidup yang berkaitan dengan hidup sendirian, seperti merokok dan makan makanan tidak sehat, lebih menjadi masalah daripada tinggal sendiriannya." n
Mualnya Wanita Ngidam
Wanita hamil muda yang me-ngalami mual dan mun-tah disarankan mengkonsum-si makanan sehat. Para pene-li-ti dari Universitas Liverpool, Inggris-seperti dilansir BBC-menemukan bukti a-danya ka-itan rasa mual dan muntah selama kehamilan dengan konsumsi gula, mi-nyak, daging, dan alkohol yang tinggi.
Sebelumnya, orang meng-ang-gap penyakit ini muncul aki-bat perubahan hormonal yang dramatis pada masa awal kehamilan. Mual pada pagi atau sore hari alias ngidam ini biasa terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan, dan dialami sekitar 80 persen perempuan mengandung.
Kendati kondisi itu tak nyaman atau bahkan menya-kitkan, para peneliti juga me-ne-mu-kan konsekuensi po-sitif da-ri penyakit ngidam, yaitu me-ngu-rangi risiko ke-guguran.
Para peneliti yakin, mungkin tubuh perempuan hamil enggan menerima makanan yang mengandung racun ting-kat tinggi. Dalam hal da-ging, mungkin karena da-ging penuh dengan agen-agen penyebab penyakit.
"Mungkin juga mualnya para perempuan itu karena mereka merasakan sesuatu terhadap makanan tertentu yang bisa membantu," ujar seorang peneliti, Dr Craig Roberts.
Rokok dan Sindrom Tourette
Wanita yang merokok selama kehamilan memiliki ri-siko besar melahirkan anak dengan sejumlah gejala sindrom Tourette. Tak hanya itu, risiko adanya gangguan obsesif kompulsif, yakni me-lakukan sesuatu yang tak terkendali, juga meningkat. Temuan paling mutakhir itu dilansir American Journal of Psychiatry edisi Juni lalu.
Sindrom Tourette adalah gangguan saraf dengan pe-nanda seorang anak maupun orang dewasa memiliki kebiasaan bersuara atau menggerakkan anggota tubuhnya tanpa sengaja. Gejala yang lazim disebut tik-gerakan spontan abnormal, kejang setempat-seperti itu terjadi berulang-ulang setiap hari.
Para ahli menyebut kondisi itu dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, misalnya k-ebiasaan ibu saat mengan-dung. Dr Carol A. Mathews dan kawan-kawan dari Universitas California, Amerika Serikat, menduga berkurangnya oksigen dalam kandung-an, sebagai efek merokok, meningkatkan risiko terjadinya sindrom Tourette.
Untuk menguji dugaan itu, Mathews menguji tiga kelompok orang yang mengala-mi sindrom ini. Sebanyak 53 orang berasal dari Kosta Rika, 99 orang keturunan Yahudi, dan 28 orang lagi ber-saudara kandung dengan pengidap sindrom Tourette.
Hasilnya, kebiasaan merokok saat ibu sedang hamil terbukti menyumbang pe-ningkatan risiko terjadinya tik pada anak setelah lahir hingga 42 persen. Kebiasaan itu juga memicu hingga de-lapan kali lipat risiko munculnya gangguan obsesif-kompulsif pada anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo