Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Tren Pernikahan 2018, Beragam tapi Unsur Tradisional Tetap Kental

Ragam konsep pernikahan 2018. Meski konsep berbeda, kebanyakan calon pengantin sepakat mempertahankan unsur tradisional.

17 Juli 2018 | 16.00 WIB

Raisa dan Hamish Daud di acara ngeyeuk seureuh. Instagram
Perbesar
Raisa dan Hamish Daud di acara ngeyeuk seureuh. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ragam konsep pernikahan kerap menjadi pilihan pengantin saat menggelar acara tahun 2018. Meski konsep berbeda, kebanyakan calon pengantin sepakat untuk mempertahankan unsur tradisional.

Baca juga:
Pernikahan di Bhutan Bukti Cinta Lebih Kuat? Ini Kata Nadine
Pernikahan Sebentar Lagi? Ini 5 Kunci Memilih Gaun Pengiringnya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal tersebut diungkapkan oleh Emil Eriyanto selaku pendiri wedding organizer Multi Kreasi Enterprise. Ada kebanggaan dalam diri pengantin untuk menampilkan unsur khas sebuah daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Budaya dipertahankan. Ini ada satu kebanggaan. Biarpun mereka tinggal di luar, mereka tetap ingin budaya Indonesia," kata Emil Eriyanto dalam konferensi pers Jakarta Wedding Festival 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan pada Jumat 13 Juli 2018.

Unsur tradisional bisa muncul dalam bentuk pakaian, dekorasi hingga lokasi acara pernikahan. Pemilihannya tidak tergantung dengan daerah asal calon pengantin. Ada juga calon pengantin yang menginginkan budaya daerah tertentu berdasarkan ketertarikannya.

"Ada klien ingin menikah di Borobudur padahal bukan orang Jawa. Ceweknya Belanda terus cowoknya keturunan Chinese. Saya surprise juga," ujar Emil Eriyanto.

Menariknya, unsur tradisional yang dimaksud tidak meliputi adat. Emil Eriyanto menilai banyak calon pengantin memutuskan untuk tidak melakukan prosesi adat baik secara keseluruhan maupun beberapa saja.

"Anak-anak muda sekarang cinta budaya meski tidak semua adat dilakukan. Mereka berpikir, 'Saya mau pernikahan nggak cuma sah, tetapi ada sesuatu yang bisa dikenang'," pungkas Emil Eriyanto.

TABLOIDBINTANG

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus