Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Trigger Finger Saat Jari Mendadak Tak Bisa Bergerak, Terlalu Sering Mengetik?

Bagi kamu yang sering mengetik, kenali gangguan kesehatan pada jari bernama trigger finger.

1 Februari 2021 | 11.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi jari tangan wanita. Pixabay.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah kamu merasakan tiba-tiba jari tak bisa digerakkan. Jari terkunci pada posisi tertentu, tidak dapat diluruskan atau ditekuk. Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dari Rumah Sakit Pondok Indah – Puri Indah, Rizky Priambodo Wisnubaroto mengatakan kondisi itu disebut trigger finger.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Istilah lain dari trigger finger adalah jari kejepit, jari terkunci, atau jari pelatuk," kata Rizky dalam diskusi daring Mengenal Trigger Finger pada Jumat, 29 Januari 2021. Rizky menjelaskan, trigger finger terjadi karena tendon terperangkap. Saat jari terkunci, terjadi jepitan secara mekanik pada tendon fleksor sewaktu melewati jaringan ikat yang menebal di tangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trigger finger juga dapat terjadi akibat perubahan struktur pada tendon atau muncul nodul atau benjolan pada tendon. Beberapa kondisi yang memicu jari terkunci antara lain penggunaan jari atau tangan secara berulang, misalkan kegitan mengetik, mengebor, memasak, dan lainnya. Jari kejepit juga bisa disebabkan inflamasi atau iritasi di area jaringan ikat atau terjadi pembengkakan.

Sebelum jari benar-benar tak bisa diluruskan atau ditekuk, Rizky mengatakan, ada beberapa gejala atau tanda-tanda yang umumnya terasa. Mulai dari nyeri pada jari, bunyi kletek saat jari ditekuk atau diluruskan, membutuhkan bantuan jari lain saat hendak meluruskan jari yang terkena gejala, hingga kaku pada jari tangan terutama di pagi hari.

Mereka yang berpotensi terkena trigger finger, Rizky melanjutkan, adalah orang dengan pekerjaan yang sering menggerakkan jari, pengidap diabetes melitus, dan perempuan dua sampai enam kali lebih berisiko ketimbang pria. "Jari manis dan telunjuk paling banyak mengalami trigger finger dan bisa terjadi pada lebih dari satu jari di satu tangan," ucap dia.

Jika mengalami trigger finger, jangan langsung memaksa meluruskan atau menekuk jari. Rizky menyarankan istirahatkan jari dan lakukan peregangan ringan dengan cara memijat perlahan area jari yang terkunci tadi. Penderita trigger finger harus berusaha menggerakkan jari karena jika dibiarkan terlalu lama, bisa menjadi kaku permanen.

Apabila penanganan mandiri belum membuahkan hasil, segera konsultasi ke dokter. Dari sisi medis, trigger finger akan ditangani dengan cara menginjeksi area yang terlibat diikuti dengan pembebasan tendon melalui tindakan operasi invasif minimal. "Tindakan ini 95 sampai 99 persen berhasil dan efektif," ucap Rizky.

Rizky melnjutkan, sejauh ini belum ada bukti keterkaitan antara trigger finger dengan kekurangan nutrisi tertentu. Trigger finger juga berbeda dengan reumatik karena rasa sakit yang muncul hanya terlokalisir di daerah jari itu, sementara reumatik umumnya disertai keluhan lain.

Untuk mencegah trigger finger, Rizky menyarankan, sering melakukan peregangan pada jari dan beristirahat secara periodik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus