Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Usus pun Bisa Bocor, Cek Penyebab dan Gejalanya

Usus pun bisa bocor dengan berbagai penyebab. Cek gejala dan akibatnya.

9 September 2019 | 18.57 WIB

Ilustrasi usus. 123rf.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi usus. 123rf.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya atap atau ember yang bisa bocor. Usus juga bisa, yang disebut juga intestinal permeability, yakni kondisi di mana saluran usus kecil rusak. Akibatnya adalah partikel-partikel, racun, dan zat-zat yang tak dibutuhkan dan tak bisa dicerna, serta bakteri keluar dari usus dan membanjiri aliran darah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Darah pun dipenuhi benda-benda asing sehingga respons sistem kekebalan tubuh yang negatif dan mengakibatkan peradangan dan reaksi alergi, seperti migrain, masalah perut, eksim, kelelahan parah, alergi makanan, rematik, dan lain-lain. Kerusakan sel-sel usus juga membuat usus tak mampu memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna. Akibatnya, tubuh tak bisa menyerap zat-zat yang dibutuhkan dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seperti dilansir Healthy Women, usus bocor disebabkan oleh pola makan yang keliru, misalnya mengandung zat-zat yang bisa membuat reaksi negatif, seperti gluten, kedelai, dan produk-produk susu. Ketika makanan itu ditelan, tubuh pun berjuang memproduksi antibodi yang memicu respons kekebalan sehingga menyebabkan diare, pusing, lelah, dan nyeri otot.

Usus bocor juga bisa disebabkan oleh obat-obatan seperti antibiotik, steroid, atau pereda rasa sakit yang dijual bebas, misalnya aspirin dan asetaminofen. Obat-obatan itu membuat usus iritasi dan merusak selaput pelindung. Menurut Dr. Leo Galland, direktur Yayasan Obat-obatan Terintegrasi di Amerika Serikat, 10 tanda adanya kebocoran usus adalah:

*Diare akut, sembelit, kentut, atau kembung
*Kurang gizi
*Sistem kekebalan tubuh lemah
*Sakit kepala, bingung, kehilangan daya ingat
*Rasa lelah berlebihan
*Ruam kulit, dan masalah seperti jerawat dan eksim
*Ingin mengonsumsi gula dan karbohidrat
*Nyeri persendian
*Depresi, gelisah
*Penyakit autoimun, seperti lupus, rematik, penyakit Celiac atau Chron’s

Bagaimana mengatasinya? Kuncinya adalah mengubah pola makan dan memangkas makanan yang bisa menjadi racun buat tubuh, misalnya gluten, alkohol, kafein, produk-produk susu, atau kedelai. Tambah lemak sehat dari ikan, kelapa, dan alpukat, serta probiotik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus