Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan cerita seorang kakak yang menjaga adiknya dengan kondisi stres berat hingga akhirnya sembuh di Alor, Nusa Tenggara Timur. Melalui unggahan yang viral di akun Facebook El Asamau, ia pun bercerita bagaimana sang adik mulai sakit lantaran cibiran banyak orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kala itu, adiknya yang bernama Nona Asamau menikah dengan seorang pria dan dikarunia satu anak. Sayangnya, sang suami sedang menempuh pendidikan di Solo sehingga meminta izin untuk kembali agar dapat menyelesaikan kuliahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Namun dia tidak pernah kembali. Dia menghilang,” katanya pada unggahan pada Minggu, 9 Februari 2020.
Orang-orang sekitar yang mengetahui hal tersebut pun langsung berasumsi dan mulai bergosip tentang keadaan rumah tangga Nona. Mengetahui hal ini, Nona pun stres.
“Tapi, lama kelamaan, dia mengurung diri, tidak mau makan hingga akhirnya stres akut dan menjadi gila,” ujarnya.
Kondisi kesehatan Nona pun semakin parah. Sang kakak sebagai pemilik akun mengaku bahwa adiknya tidak hanya merusak rumah, namun ia bahkan beberapa kali memukuli ibunya. Nona juga tidak mau mandi selama lebih dari satu tahun dan menggunting rambutnya sendiri sesuai selera.
“Dia selalu murung dan sulit diajak berkomunikasi,” ungkapnya.
Namun, El Asamau tidak putus asa. Ia membawa sang adik ke psikolog dan ke Rumah Sakit Jiwa. Selama kurang lebih dua bulan, adiknya pun diberi perawatan jalan. Untungnya, Nona Asamau menunjukan perubahan yang signifikan hingga dinyatakan sembuh.
“Dia sekarang sudah bisa beraktivitas normal dan siap menata hidupnya, termasuk menunggu jodoh baru dari Tuhan,” tuturnya.
Beberapa tips dibagikan El Asamau apabila harus mengasuh orang dengan stres berat. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri. Cari pertolongan, khususnya medis. Rumah Sakit Jiwa akan selalu siap membantu dengan biaya yang sangat kecil. Hanya butuh kesabaran untuk mengunjungi mereka di rumah sakit.
Tetap menjalin komunikasi antara orang-orang dekat. Jika ada muncul gejala stres dari salah seorang keluarga, cepat ambil langkah antisipasi.
Buat tetangga dan masyarakat sekitar, gosip dan gunjingan bisa membuat hidup seseorang terancam. Setiap orang memiliki masalah dan perjuangan. Jangan menambah beban mereka dengan gunjingan. Cukuplah isi hari-hari kita dengan hal-hal yang produktif, setidaknya untuk diri sendiri.
Berdoa agar semua proses dimudahkan. Berterimakasih atas doa dan dukungan dari semua keluarga, mertua, ipar, serta sahabat.