Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baby walker adalah salah satu barang yang pasti dimiliki orang tua dengan anak bayi. Berbentuk persegi, memiliki empat roda dan dilengkapi dengan kain di tengah sebagai tempat duduk bayi, ia pun dipercaya bisa mempermudah dan mempercepat bayi untuk berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski manfaat tersebut memang benar adanya, namun menurut dokter spesialis fisik dan rehabilitasi Syarief Hasan Lutfie, penggunaan baby walker juga sering dikaitkan dengan masalah kesehatan kaki. Dalam acara peluncuran sepatu kesehatan SHL, ia pun mengatakan bahwa pertama, otot betis bayi akan mengalami pelemahan.
Balita di baby walker. socialphy.org
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bayi itu sangat rentan untuk mengalami masalah fisik. Karena seluruh struktur tubuhnya masih melewati masa perkembangan. Menggunakan baby walker justru menyebabkan pelemahan pada otot sehingga bisa meningkatkan risiko kecacatan di kaki,” katanya di Jakarta pada 14 Agustus 2019.
Selain itu, penggunaan baby walker rupanya juga akan mengencangkan otot kaki. Dimana ini akan berpengaruh pada kesimetrisan kaki untuk menumpu beban tubuh. Sehingga, bayi nantinya akan mengalami cara berjalan yang tidak normal.
“Bayi pasti pakai baby walker kebiasaannya adalah jinjit. Nanti ketika bisa jalan, tidak akan seperti orang normal karena ototnya sudah terbentuk untuk jinjit itu,” katanya.
Sehingga, ia pun menyarankan agar orang tua menerapkan cara manual, yakni didampingi dengan memegang anak. Apabila tetap ingin menggunakan baby walker, Syarief pun mengatakan bahwa sebaiknya saat sang bayi sudah bisa menapak dengan baik.
“Pakai yang biasa, orang tua pegang anaknya sudah cukup. Kalau tetap mau baby walker, syaratnya sudah tegak dan kakinya kuat. Sekitar usia sembilan bulanan lah, jangan kurang,” katanya.