Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, terkenal sebagai pusat kebudayaan Betawi. Di sana pengunjung bisa menikmati ragam kuliner hingga budaya Betawi yang masih orisinal. Tapi sebenarnya tak hanya Setu Babakan, ada beberapa perkampungan Betawi lain yang sering dikunjungi pelancong untuk mengenal budaya Betawi.
Perkampungan Betawi ini tersebar dari Jakarta Timur, Barat, hingga Utara. Di tengah ingar bingar Ibu Kota, perkampungan ini masih mempertahankan tradisi dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah tiga perkampungan yang menyuguhkan budaya Betawi, dari Rawa Belong di Jakarta Barat hingga Kampung Tugu di Jakarta Utara.
1. Rawa Belong
Gelar Seni Silat Tradisional Rawa Belong dibuka oleh penampilan dari para jawara silat seJabodetabek di Kampung Rawa Belong, Sabtu, 12 Oktober 2019. TEMPO/Meidyana Aditama Winata
Rawa Belong, Jakarta Barat, dikenal sebagai tempat kelahiran jagoan Betawi, Si Pitung. Tokoh legenda di zaman penjajahan Belanda ini konon jago silat dan memiliki ilmu kebal yang membuat dia tak bisa disentuh senjata penjajah. Hingga saat ini, perkampungan Betawi ini terkenal sebagai pusat silat Cingkrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Rawa Belong juga dikenal sebagai pasar bunga terbesar di Ibu Kota. Setiap akhir pekan, tepatnya mulai Kamis malam, pasar kembang ini dipenugi para pedagang dari Jakarta dan sekitarnya. Di sini juga merupakan tempat berburu kuliner khas Betawi.
2. Condet
Ribuan pengunjung membludak memadati Festival Condet yang diselenggarakan selama dua hari di akhir pekan untuk melestarikan budaya Betawi, 31 Juli 2016. Tempo/Avit Hidayat
Kawasan Condet, Jakarta Timur, memiliki potensi budaya religi, edukasi, agrowisata, ekowisata, seni dan juga kearifan lokal masyarakat yang didukung dengan wisata sejarah. Karena itu, Condet ditetapkan sebagai pusat pengembangan budaya Betawi di era Gubernur Ali Sadikin. Dulu, di sini banyak warga menanam pohon duku dan pohon salak yang dijual terminal Cililitan, inilah yang menjadi cikal bakal Cagar Buah Condet. Menariknya, kawasan Condet dihuni banyak warga keturunan Arab yang memperkaya kebudayaan Betawi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
3. Kampung Tugu
Warga Komunitas Kampung Tugu berkeliling kampung sambil bermain keroncong dalam tradisi Rabo-rabo di Jakarta, 1 Januari 2016. Warga mengunjungi satu persatu rumah warga sambil menyanyi dan menari diiringi musik tradisional Keroncong Tugu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Penduduk asli Kampung Tugu, Jakarta Utara, sering disebut sebagai Betawi Portugis. Ini karena mereka adalah keturunan Portugis yang memiliki budaya dan bahasa sendiri bernama bahasa Kreol Tugu. Karena tinggal di sini turun-temurun, masyarakat Kampung Tugu hidup membaur dengan warga lain yang berasal dari berbagai daerah. Salah satu yang khas dari sini adalah keroncong Tugu yang merupakan warisan budaya Portugis di Betawi. Di tahun baru, mereka juga memiliki tradisi unik yang disebut dengan rabo-rabo dan mandi-mandi.
Baca juga: Di Jakarta Ada Desa Kreatif, Letaknya di Jakarta Timur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.