NAIK kemudian sampai di kota Palembang, ibukota Propinsi
Sumatera Selatan. Tetapi apa yang mau disuguhkan daerah ini
kepada para pelancong, selain kilang-kilang minyak di Plaju dan
Sungai gerong serta sungai Musi yang konon semakin murung oleh
kotoran-kotoran itu? Tiga atau dua tahun lalu gubernur Asnawi
Mangku - Alam belum banyak berucap tentang obyek-obyek turisme
di daerahnya. Barangkali karena melihat wajah jalan-jalan raya
ke pedalaman yang masih bopeng-bopeng, mungkin juga karena
tempat-tempat bersantai itu masih lebih banyak yang belum
terjamah proyek-proyek Pelita. Tetapi ketika menyambut
berdirinya hotel bertingkat 6 di tepi sungai Musi baru-baru ini
sang gubernur mulai menyingkap tabir paksaan di propinsinya.
Sambil mengakui bahwa anggaran daerah untuk bidang ini belumlah
berarti dibandin8 laimly, Asnawi juga menunjuk ke pembenahan
jalanjalan di dalam maupun di luar kota terutama berkat bantuan
Zeni Kodam IV/Sriwijaya. Walaupun ini diakuinya bahwa secara
keseluruhan urat nadi perhubungan itu akan licin seluruhnya di
ujung Pelita ke 11 kelak, tetapi "prasarana lalulintas sekarang
sudah cukup memadai untuk mengundang para turis". Dan memang,
meskipun sampai hari ini sungai Musi yangmembelah kota Palembang
itu belum juga disiapkan secara bersungguh-sungguh untuk
menggoda para pelancong, tetapi kekayaan daerah ini akan
binatang-binatang buruan cukup membanggakan gbernurnya untuk
mengundang para turis ke daerah-daerah pedalaman.
Ranau. Maka agak terungkaplah simpanan Sumatera Selatan akan
ternpattellrat pelancongn di sana. Dari fihak Bapparda misalnya
disebut daerah-daerah perburuan di Tulung Selapan (kabupaten
OKI). Babat (kabupaten Sekayu) Suban Djeridji (Muara Enim). Dan
untuk menyejuk-nyejukkan penglihatan dicatat pula daerah-daerah,
tempat memancing dan camping seperti Lubungkarangan (OKI), danau
Ranau (OKU), Mangkol dan Belinju (Bangka). Bahkan danau Ranau
yang berbatasan dengan propinsi Lampung itu, dan membutuhkan
waktu 6 jam dengan mobil dari Palembang belum lama ini telah
ditilik oleh beberapa orang pengusaha untuk melihat kemungkinan
mendirikan motel atau pondok-pondok indah dan perahu-perahu
untuk memancing. Walaupun turis-turis asing atau luar daerah
belum banyak yang sempat berkunjung ke danau ini, namun
pelancong-pelancong lokal telah banyak menyempatkan diri
menikmatinya.
Akan halnya dengan hotel-hotel, tampaknya akan memadailah
jumlahnya kalau Hotel Syailendra bertingkat 6 itu kelak rampung
dalam tahun depan. Dan di samping beberapa buah yang sudah ada
sekarang, kabarnya juga fihak Pemerintah Daerah Propinsi Sum-Sel
sedang merancang untuk mengatur hotel Swarnadwipa, perusahaan
daerah bekas mess Stanvac, yang masih banyak terselimut di
daerah ini tentulah kekhususan-kekhususannya, apalagi karena
Rumah Bari -- semacam museum -- kabarnya bangunannya sudah
hampir roboh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini