Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terletak di jantung kota Abu Dhabi, Masjid Agung Sheikh Zayed jadi salah satu spot yang paling banyak dikunjungi d kota itu. Masjid ini adalah sebuah karya seni dengan arsitekturnya yang spektakuler, desainnya yang rumit, dan kemegahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktor Hollywood Jason Statham menyempatkan diri berkunjung ke masjid itu pada Jumat, 1 Desember 2023. Kunjungan ini dilakukan di sela-sela liburannya ke Abu Dhabi setelah menonton Grand Prix pada 26 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid ini menarik perhatian karena merupakan masjid terbesar di Uni Emirat Arab (UAE) dan salah satu termegah di dunia. Dari skala konstruksinya hingga material berharga yang digunakan, Masjid Agung Sheikh Zayed membuat pengunjunnya terkagum-kagum.
Pasangan aktor Hollywood, Jason Statham dan Rosie Huntington-Whiteley berpose saat berkunjung ke Masjid Agung Sheikh Zayed, Abu Dhabi. FOTO/Instagram/jasonstatham
Berikut lima fakta paling menarik tentang keajaiban Masjid Agung Sheikh Zayed yang dilansir dari Visitabudhabi.ae.
1. Bahan-bahannya dari seluruh dunia
Masjid Agung Sheikh Zayed dipuji karena desainnya yang indah dan detail yang rumit. Dari lantai mosaik marmer terbesar di dunia hingga kubah cerah khas dengan puncak menara daun emas yang menakjubkan, setiap fitur dan detail dalam dimensi ini mewakili bentuk kesatuan global.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun masjid ikonik ini diimpor dari berbagai negara di dunia untuk membua arsitektur yang megah. Para desainer mengambil bahan bangunan dari negara-negara seperti Selandia Baru, Maroko, Mesir, Turki, Yunani, Pakistan, Italia, Jerman, Austria, Cina, dan India.
Kemilau Masjid Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 25 Desember 2018. Setelah sheikh Zayed wafat pada tahun 2004, proses pembangunan masjid dilanjutkan oleh putranya. Penyelesaian proyek pembangunan masjid ini di bawah perintah langsung dari Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, presiden Uni Emirat Arab. REUTERS/Hamad I Mohammed
2. Lampu gantung menyerupai pohon palem terbalik, simbol kemakmuran UEA
Lampu gantung kristal ikonik masjid ini dirancang oleh German Faustig untuk memberikan penghormatan kepada mendiang bapak pendiri UEA, Sheikh Zayed Al Nahyan. Bentuknya menyerupai pohon palem yang terbalik, melambangkan rezeki dan kemakmuran UEA. Lampu gantung baja tahan karat dihiasi dengan pelat emas 24 karat dan kristal Swarovski.Hampir 40 juta unit bola kristal berwarna hijau, merah, dan kuning diintegrasikan ke dalam desainnya.
3. Sistem penerangan masjid terhubung dengan siklus bulan
Fasad masjid bersinar lembut di malam hari, selaras dengan siklus bulan. Speirs and Major Associates merancang skema pencahayaan 360 derajat yang mengubah warna masjid dari putih sejuk saat bulan purnama menjadi biru secara bertahap saat bulan memudar, berubah setiap dua malam. Pada malam keempat belas siklus tersebut, bulan menyala dengan warna biru paling dalam, yang menandakan tidak ada bulan di langit. Sistem ini bukan hanya sebuah prestasi teknologi tetapi juga sebuah karya seni yang menimbulkan rasa kagum pada semua orang yang melihatnya.
4. Desainnya terinspirasi oleh arsitektur Mughal, Ottoman, dan Persia
Masjid Agung Sheikh Zayed adalah contoh terbaik seni Islam, menggabungkan arsitektur Mughal, Moor, Ottoman, dan Persia. Hasilnya adalah perpaduan menakjubkan antara tradisi dan modernitas, sebuah struktur yang menghormati masa lalu sambil menatap masa depan. Permata arsitektur ini merupakan bukti kreativitas, keterampilan, dan visi orang-orang di baliknya. Ini melambangkan komitmen UEA untuk melestarikan warisan budayanya sambil menyambut masa depan.
5. Pembangunannya makan waktu 11 tahun
Masjid Agung Sheikh Zayed mulai dibangun pada 1996. Setelah 11 tahun dikerjakan oleh tim ahli dari seluruh dunia, masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 20 Desember 2007. Masjid tersebut juga menjadi tempat pemakaman Sheikh Zayed Al Nahyan.