Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Cirebon tidak hanya dikenal dengan kekayaan budaya dan seni tradisionalnya, tetapi juga memiliki sejumlah tempat bersejarah yang memikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap destinasi wisata tidak hanya menyimpan sejarah monarki yang kaya, tetapi juga mencerminkan perpaduan budaya yang unik dari berbagai etnis dan agama. Berikut adalah
- Taman Sari Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi adalah situs bersejarah yang kaya akan cerita masa lalu Kota Cirebon. Didirikan pada tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, situs ini dulunya digunakan para sultan untuk meditasi dan perencanaan strategi melawan penjajahan Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari disparbud.jabarprov.go.id, selain nilai sejarahnya yang panjang, Gua Sunyaragi juga dipercaya memiliki mitos seputar kehidupan pasangan, menambah daya tariknya sebagai tempat wisata budaya dan sejarah di Cirebon.
- Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana pada masa penyebaran agama Islam, adalah salah satu destinasi wajib bagi penggemar sejarah. Terletak di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Keraton ini memancarkan keindahan arsitektur dan budaya Jawa yang kental di setiap sudutnya. Pengunjung dapat menikmati pesona sejarahnya dari Stasiun Kejaksan atau Terminal Bus Harjamukti.
- Keraton Kanoman
Dibangun pada tahun 1678 oleh Sultan Anom I, Keraton Kanoman adalah peninggalan bersejarah lain dari Kerajaan Cirebon. Selain struktur keraton yang masih utuh, area sekitarnya juga menawarkan alun-alun dan pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas masyarakat lokal. Destinasi ini menjanjikan pengalaman wisata yang menggabungkan sejarah dan kehidupan sehari-hari di Cirebon.
- Keraton Kasultanan Kacirebonan
Keraton Kasultanan Kacirebonan, dibangun pada tahun 1808 oleh Pangeran Anom, merupakan destinasi bersejarah yang kaya akan cerita monarki di Kota Cirebon. Keraton ini didirikan sebagai hasil dari penggantian Sultan Anom IV, yang diharuskan membagi kekuasaan antara dua putranya oleh Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1807. Meski sejak zaman kolonial Belanda kekuasaannya terbatas, Keraton ini tetap memancarkan kejayaan masa lalu yang dapat dinikmati pengunjung hingga saat ini.
- Kota Tua Jamblang
Kota Tua Jamblang menawarkan pesona sejarah yang tak terlupakan dengan rumah ibadah kuno seperti Masjid Kebagusan dan Klenteng Jamblang. Masjid Kebagusan, dianggap sebagai masjid wali, dan Klenteng Jamblang, yang konon dibangun dengan kayu jati dari daerah sekitar, menambah daya tarik kawasan ini sebagai tempat untuk memahami toleransi agama dan kekayaan budaya Cirebon.
- Masjid Merah Panjunan
Masjid Merah di Panjunan merupakan bangunan unik dengan dinding merah tanpa kubah, mencerminkan perpaduan budaya Arab, Tionghoa, dan Nusantara. Didirikan pada tahun 1480 oleh Pangeran Panjunan, masjid ini telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah, termasuk pertemuan tertutup para wali pada masa kolonial Belanda. Keindahannya masih menarik banyak pengunjung untuk beribadah dan mengagumi arsitektur serta koleksi pernak-pernik bersejarah yang melekat di dindingnya.
- Wisata Ziarah Sunan Gunung Jati
Malam Jumat Kliwon di Cirebon memikat wisatawan dengan ritual ziarah ke makam, bertapa, dan bermeditasi. Kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Makam Kasepuhan dan Kanoman, serta Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Alun-alun Cirebon menjadi destinasi utama.
Ritual ini tidak hanya mengundang pengunjung untuk merasakan keheningan spiritual, tetapi juga untuk mencari pesugihan dan kesejahteraan. Malam Jumat Kliwon dianggap suci dalam kosmologi Jawa, memfasilitasi komunikasi spiritual antara manusia dan Tuhan. Selain Jumat Kliwon, Selasa Kliwon juga menjadi hari favorit bagi wisatawan yang mencari pengalaman spiritual yang mendalam di kota bersejarah ini.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | MN IVANSYAH | FRANCISCA CHRISTY ROSANA