Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari raya Nyepi merupakan perayaan keagamaan umat Hindu dengan meninggalkan segala aktivitas dalam keheningan dan melakukan meditasi selama 24 jam. Tahun ini, tradisi itu dimulai pada Rabu, 22 Maret 2023 pukul 06.00 hingga Kamis, 23 Maret 2023 pukul 06.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya bagi umat Hindu, hari raya Nyepi ini telah ditunggu dan dinantikan. Perayaan ini menjadi daya tarik turis yang ingin ikut merasakan bagaimana melakukan Nyepi dalam satu hari penuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makna Nyepi bagi umat Hindu adalah merenungkan hidup dan memohon kepada Tuhan untuk menyempurnakan kesucian Bhuana Agung maupun Bhuana Alit, dalam menemukan jati diri sekaligus mendapatkan keseimbangan diri dan alam semesta. Berikut 7 hal unik saat tradisi Nyepi di Bali:
1. Menyepi selama 24 jam
Saat merayakan Hari Suci Nyepi, umat hindu akan menyepi selama 24 jam dari pukul 06.00 hingga 06.00 esok hari. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah amati geni atau tidak ada api yang menyala termasuk lampu. Selanjutnya, kegiatan kedua adalah amati karya yang tidak boleh melakukan kegiatan apapun termasuk makan dan minum. Kegiatan ketiga, yakni amati lelungan yang tidak boleh bepergian dan keluar rumah, kegiatan keempat, yakni amati lelanguan yang tidak boleh bersenang-senang seperti menonton TV ataupun bermain games.
2. Melasti
Melasti merupakan tradisi berupa sembahyang di laut yang dilakukan dua hari sebelum Nyepi. Umat Hindu percaya bahwa danau dan laut adalah sumber air suci yang disebut sebagai tirta amerta sehingga bisa menyucikan berbagai hal buruk mulai dari manusia hingga alam.
Berbagai macam sarana persembahyangan diantarkan ke pantai untuk melakukan pembersihan dan penyucian, seperti menuntun Ida Bhatara atau sang Tuhan secara berbondong-bondong menuju pantai Bali, lalu melakukan sembahyang bersama di sekitar sumber air suci ini.
3. Upacara Bhuta Yadnya
Upacara Bhuta Yadnya dilakukan satu hari sebelum nyepi saat Tilem Sasih Kesanga. Makna adanya upacara Bhuta Yadnya ditujukan kepada Bhuta Kala, agar tidak mengganggu pelaksanaan Hari Raya Nyepi, sekaligus sebagai penetralisir hal-hal negatif jadi lebih positif dan segala tradisi nyepi dapat dijalankan dengan lancar.
4. Pengerupukan
Pengerupukan, yakni kegiatan menyebarkan nasi tawur, memasang obor di rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, hingga memukul kentongan agar bersuara ramai dan gaduh selama melakukan tradisi pengerupukan ini.
5. Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh merupakan tradisi dari karya seni patung kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Menurut ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan sebagai kekuatan alam semesta dan waktu yang tidak terukur dengan aneka ragam rupa, yang berarti unsur negatif, sifat buruk dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Ogoh-ogoh biasanya dilakukan pawai mengelilingi kota tepat sehari sebelum tradisi Nyepi dimulai.
6. Tawur Agung Kesanga
Tawur Agung Kesanga merupakan upacara pecaruan atau pengorbanan yang dilakukan sehari sebelum perayaan nyepi. Upacara ini dilakukan pada siang atau pagi hari di Bali yang dimulai dari provinsi di Pura Besakih, kabupaten di Catus Pata, yang dilanjutkan oleh kecamatan, desa, dusun, hingga rumah masing-masing.
Upacara tawur kesanga menggunakan sesajen lengkap dengan binatang seperti ayam, bebek, angsa, sapi, dan anjing yang bertujuan untuk membebaskan alam semesta dari malapetaka yang dilakukan oleh Bhuta Kala.
7. Ngembak Geni dan Omed-Omedan
Ngembak geni dan omed-omedan merupakan tradisi umat Hindu tepat setelah menyelesaikan tradisi Nyepi. Ngembak geni membebaskan umat Hindu menyalakan api dan penerangan, serta bersilaturahmi saling memohon maaf kepada keluarga dan tetangga di sekitar rumah. Selain itu, omed-omedan adalah tradisi pelukan dan berciuman massal yang dilakukan pemuda pria dan wanita sembari disiram air guna menolak bala.
Itu dia fakta unik tradisi nyepi di Bali yang menjadi daya tarik turis untuk menyaksikan dan merasakan rangkaian tradisi selama Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
NUR QOMARIYAH
Pilihan Editor: Tradisi Ogoh-Ogoh Masyarakat Hindu Bali sebelum Hari Raya Nyepi, Mengapa Setelahnya Dibakar?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.