Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Raya Nyepi atau yang dikenal juga sebagai Tahun Baru Saka tahun ini pada 11 Maret 2024. Nyepi merupakan salah satu perayaan sakral yang diperingati umat Hindu di Pulau Bali dan seluruh Indonesia. Merupakan hari libur nasional di Indonesia, Nyepi adalah momen yang dipenuhi dengan refleksi spiritual, introspeksi diri, serta upaya untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) bersama Panitia Perayaan Nyepi Nasional 2024 mengadakan pertemuan dengan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, yang didampingi oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGn Ari Dwipayana, pada Kamis, 7 Maret 2024 di Kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya, menyampaikan rangkaian acara perayaan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1946/2024 Masehi. Dia juga mengungkapkan harapannya agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat menghadiri perayaan Puncak Rangkaian Hari Suci Nyepi.
"Kehadiran kami kesini ingin menyampaiakan beberapa rangkaian acara perayaan Nyepi Tahun Caka 1946/ 2024 masehi. Untuk lengkapnya akan disampaikan langsung oleh Ketua Panitia," ujar Wisnu.
"Kami berharap Bapak Presiden berkenan hadir pada acara Dharma Santi Nasional tanggal 25 April," ujarnya dalam rilis yang diterima Tempo.
Ketua Panitia Perayaan Nyepi Nasional, Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia, juga menyampaikan rangkaian acara yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk acara Tawur Agung di Prambanan pada tanggal 10 Maret 2024, serta beberapa kegiatan lainnya seperti penanaman pohon, diskusi kajian candi Prambanan, bakti sosial, dan pengobatan gratis. Puncak perayaan Nyepi adalah Simakrama Nasional atau Dharma Shanti Nasional di Jakarta
"Kita telah melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan seperti Makerti Ayuning Segara dan Melasti pada 02 dan 03 Maret lalu, Kemudian di tanggal 10 Maret ini, kami akan melaksanakan Tawur Agung di Prambanan, dan beberapa kegiatan lainnya seperti penanaman pohon, diskusi kajian candi Prambanan, baksos dan pengobatan gratis, Saka Yoga Festival di Candi Kedulan, donor darah, dengan puncak perayaan Nyepi yaitu Simakrama Nasional atau Dharma Shanti Nasional di Jakarta", kata dia. .
Pratikno merespons positif terhadap kegiatan tersebut dan menyatakan siap mendukung serta mengkoordinasikan harapan dari panitia Perayaan Nyepi Nasional PHDI Pusat.
Sekum PHDI Pusat, I Ketut Budiasa, juga menyampaikan rencana kegiatan di Ibu Kota Negara (IKN) sebelum resmi ditempati dan digunakan, termasuk pembangunan Pura IKN. Selain itu, PHDI Pusat bersama Ormas Hindu Nasional juga berkomitmen untuk menjaga dan mensukseskan pesta demokrasi/Pemilu 2024, serta menyelesaikan permasalahan pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Nyepi mengandung berbagai filosofi
Filosofi dari Hari Raya Nyepi yang mendalam tercermin dalam ajaran Hindu Bali. Nyepi berasal dari kata "sepi" yang berarti diam, dan pada hari ini umat Hindu Bali dianjurkan untuk mengamalkan Catur Brata Penyepian (empat aturan penyepian) yang meliputi:
Amati Geni: Tidak membuat api, baik untuk memasak maupun penerangan, sebagai simbol pengendalian nafsu.
Amati Karya: Tidak melakukan pekerjaan, sebagai simbol pengendalian tindakan dan perilaku.
Amati Lelungan: Tidak bepergian, sebagai simbol pengendalian pikiran dan emosi.
Amati Lelanguan: Tidak bersenang-senang, sebagai simbol pengendalian hiburan dan hiburan yang tidak bermanfaat.