Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

800 Jenis Pakaian Adat Perempuan Minang Berhasil Diidentifikasi

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah berhasil mengidentifikasi seleuruh pakaian adat perempuan Minangkabau.

25 Januari 2018 | 15.10 WIB

Pelajar mengenakan busana khas Minangkabau saat karnaval Kebangsaan di Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Agustus 2017. Karnaval untuk merayakan HUT ke-72 Kemerdekaan RI itu, menampilkan keragaman budaya di Tanah air. ANTARA/Budi Candra Setya
Perbesar
Pelajar mengenakan busana khas Minangkabau saat karnaval Kebangsaan di Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Agustus 2017. Karnaval untuk merayakan HUT ke-72 Kemerdekaan RI itu, menampilkan keragaman budaya di Tanah air. ANTARA/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah berhasil mengidentifikasi seluruh pakaian adat perempuan Minangkabau. Menakjubkan, ternyata seluruhnya ada 800 jenis pakaian adat.

"Temuan tentang pakaian adat perempuan di Minangkabau ini sangat mencengangkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Taufik Effendi di Padang, Senin, 22/1. Upaya pendokumentasian tersebut adalah bagian dari gerakan melestarikan warISan tradisi.

Menurutnya jumlah yang cukup fantastis itu disebabkan masing-masing nagari di Sumbar memiliki jenisnya sendiri. “Bahkan dalam satu nagari, namun berbeda suku juga terdapat perbedaan.”

Perbedaan itu diantaranya terletak pada ornamen dan pernik yang digunakan. Hal lainnya adalah dalam hal perlengkapan lain seperti suntiang (hiasan kepala).

Saat ini pemeirntah setempat telah mendokumentasian 234 jenis pakain. Dan upaya itu terus dilanjutkan sesuai anggaran yang tersedia. Diharapkan dalam dua atau tiga tahun ke depan, proses pendokumentasian telah tuntas.

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mendukung upaya yang dilakukan Dinas Kebudayaan tersebut. Hal ini, menurut dia, bisa menjadi aspek pariwisata yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menilai pernak-pernik pakaian adat perempuan Minang yang rumit itu akan sangat menarik bagi wisatawan. “Terutama untuk kaum hawa yang ingin mencobanya.”

Selain pakaian ia juga mendorong dinas kebudayaan untuk membantu pelestarian tradisi silat Minang yang dinilainya makin menghilang."Hilang guru hilang pula jurusnya. Hal ini jangan sampai terjadi karena ini adalah kekayaan masyarakat Minangkabau."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus