Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Waktu menunjukkan pukul 14.15, warga Kampung Tugu, Jakarta Utara, saling memoles bedak ke wajah. Suasana ceria saat mereka berkumpul dibalut dalam hiburan irama musik keroncong. Mereka ramai-ramai berhimpun dalam pesta adat mandi-mandi di sebuah pelataran, tak jauh dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Tugu atau Gereja Tugu, Minggu, 5 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketika saling mencoreng bedak ke muka orang lain, maka artinya memaafkan," kata Sekretaris Ikatan Keluarga Besar Tugu Arthur James Michiels, Minggu, 5 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mandi-mandi adalah perayaan adat lanjutan dalam periode pekan pertama tahun baru. Pada, 1 Januari 2020, ada tradisi rabo-rabo, cara warga Kampung Tugu saling mengucapkan selamat tahun baru.
"Berkunjung dari rumah ke rumah," tuturnya. Kunjungan itu akan terus memanjang. Karena anggota keluarga yang dikunjungi, kemudian ikut mengunjungi rumah yang lain. "Sampai seterusnya rombongan jadi mengekor, itulah perayaan rabo-rabo," tuturnya.
Sebelum mandi-mandi, warga Kampung Tugu berdoa bersama. Kemudian, mereka semuanya bersantap siang. Sejenak mereka bersantai, kemudian berkumpul saling mengucapkan maaf dan selamat tahun baru. Saat berucap sambil memoles bedak cair. Mereka pun memoles sambil menari mengikuti alunan musik keroncong, "Karena memoles bedak itu sebagai simbol maaf, maka harus ceria," ucap Arthur.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Tugu Pendeta Egbert Parasian Sihombing menganggap, mandi-mandi adalah tradisi unik bermakna kebersamaan saling memperbaiki diri. Pendeta Egbert sudah empat tahun memberi pelayanan jemaat di Kampung Tugu. Selama itu pula ia mengagumi pesta adat mandi-mandi.
"Dengan adat mandi-mandi ini kami saling memaafkan, yang diingat maju ke depan. Di masa depan ada harapan yang Tuhan buat," kata Pendeta Egbert ketika ceramah sebelum pesta adat mandi-mandi.
Pesta adat mandi mandi di Kampung Tugu, Jakarta Utara, Minggu, 5 Januari 2020. Dalam perayaan ini orang-orang saling memoleskan bedak cair sebagai simbol permohonan maaf atas kesalahan pada tahun sebelumnya. TEMPO/Bram Setiawan
Kampung Tugu adalah permukiman yang dihuni oleh orang-orang keturunan Portugis. Mereka adalah tawanan perang dan budak dari Malaka yang direbut Belanda dari tangan Portugis.
Mereka dijuluki kaum Mardjikers (dimerdekakan) pada 1661, diberi wilayah di pinggiran Batavia, yang kini menjadi Kampung Tugu. Generasi saat ini merupakan keturunan kaum Mardjikers empat abad lalu. Secara administratif, Kampung Tugu berada dalam wilayah Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.