Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemandu wisata Jakarta, Ira Lathief mempelajari Kampung Tugu di Jakarta Utara pada tiga tahun lalu. Sebagai pemandu wisata, dia harus tahu apa saja keunikan atau potensi wisata dari setiap daerah di Ibu Kota. Dengan begitu, akan lebih mudah mengemasnya menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ira Lathief yang juga pendiri Wisata Kreatif Jakarta mengatakan Kampung Tugu dikenal sebagai Kampung Portugis. "Tempat ini adalah permukiman orang-orang keturunan Portugis. Mereka tinggal di sana sejak masa lampau," kata Ira Lathief saat sesi bincang bertema 'Jakarta di Mata Para Pemandu Wisata' di Museum Sejarah Jakarta, Kamis, 27 Juni 2019.
Dalam acara bincang-bincang sekaligus peluncuran buku Ira Lathief dalam versi digital atau e-book berjudul 'Bukan Ratu Sejagat: Catatan Seorang Tourist Guide' tersebut, dia berbagi cerita tentang Kampung Tugu sekaligus menunjukkan beberapa foto kegiatan penduduk di sana. Ada sebuah foto yang menampilkan suasana kemeriahan di mana orang-orang bermain gitar di pelataran rumah. "Ini adalah tradisi rabo-rabo," tuturnya.
Pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief saat berbagi cerita dalam sesi bincang bertema 'Jakarta di Mata Para Pemandu Wisata' di Museum Sejarah Jakarta, Kamis, 27 Juni 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Tradisi rabo-rabo, Ira menjelaskan, adalah bermain musik keroncong dari rumah ke rumah. Rabo-rabo dilakukan setiap tahun baru, persisnya pada 1 Januari. "Warga Kampung Tugu yang rumahnya dikunjungi oleh orang-orang yang bermain musik keroncong ini bisa me-request lagu," ujarnya.
Setiap rumah yang dikunjungi bisa menyertakan perwakilan seorang anggota keluarga untuk mengikuti perjalanan orang-orang yang bermain musik tadi. Dengan begitu, akan terbentuk barisan seperti ekor karena terus memanjang sesuai banyaknya rumah yang disinggahi dan mereka yang mengikuti.
Ira Lathief kemudian memutar gambar berikutnya. Gambar kali ini menunjukkan foto-foto orang dengan wajah penuh bedak. "Ini adalah tradisi mandi-mandi. Kalau anak kecil di sana bilang mandi bedak," kata Ira. Tradisi mandi-mandi adalah cara warga Kampung Tugu merayakan puncak acara tahun baru.
Tradisi mandi-mandi diadakan sepekan setelah pergantian tahun. Saat itu, warga Kampung Tugu saling membedaki, mengolesi wajah dengan bedak cair yang dimaknai saling memaafkan. "Supaya orang memulai tahun baru dengan hati yang lapang," tuturnya.