Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, melakukan ziarah ke makam Imam Al Bukhari di Desa Khartang, Kota Samarkand, Uzbekistan, pada hari Jumat. Megawati tiba sekitar pukul 14.30 waktu setempat, mengenakan busana panjang merah dan kerudung putih. Ia disambut oleh Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov, dan Direktur Kompleks Imam Bukhari, Maqsud Hoji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana khusyuk pun terasa di ruangan makam Imam Al Bukhari. Megawati tampak mengangkat tangannya sambil memanjatkan doa yang dibacakan Ibodullaev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesaat ingin mengakhiri doanya, Megawati pun terlihat tak kuasa menahan haru hingga meneteskan air mata di makam Imam Besar Al Bukhari. Matanya memerah dan pipi nampak basah oleh air mata. Dia pun terlihat mengusap hidungnya dengan tisu.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Jumat malam, Megawati didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St. Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Selain itu, beberapa tokoh lain yang turut mendampingi Megawati adalah Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah; Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri Ismail; Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amarulla Octavian; Wakil Kepala BPIP, Rima Agristina; serta Samuel Wattimena, calon anggota DPR RI terpilih.
Profil Imam Al Bukhari
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al-Bukhari, yang lebih dikenal sebagai Imam Bukhari, adalah seorang ahli hadis terkemuka dengan hadis-hadisnya yang memiliki derajat tinggi dalam kitab-kitab fiqih dan hadis. Oleh karena itu, ia dijuluki Amirul Mukminin fil Hadist (Pemimpin kaum mukmin dalam ilmu hadis).
Imam Bukhari lahir pada 13 Syawal 194 Hijriah (21 Juli 810 Masehi) di Bukhara, Uzbekistan. Sejak kecil, ia mengalami kebutaan yang berlangsung hingga usia 10 tahun, ketika matanya sembuh total. Ia menjadi yatim sejak dini karena ayahnya meninggal saat ia masih sangat kecil.
Minat Imam Bukhari dalam ilmu hadis sudah terlihat saat ia berusia 10 tahun. Pada usia 16, ia telah menghafal dan menguasai berbagai buku, seperti al-Mubarak dan al-Maki. Pada usia yang sama, ia mengunjungi Mekkah dan Madinah untuk belajar dari para guru besar hadis. Di usia 18 tahun, ia menerbitkan karya pertamanya berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di Zaman Sahabat dan Tabi’in).
Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab At-Tarikh, yang ditulis di atas makam Nabi Muhammad SAW. Karya lainnya termasuk Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, dan At-Tharikh as Shaghir. Namun, karya paling monumental yang ia hasilkan adalah Al-Jami' ash Shahih, yang lebih dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Selain dikenal sebagai ahli hadis, Imam Bukhari juga terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk olahraga. Ia mahir dalam memanah, sebuah minat yang dipengaruhi oleh anjuran Rasulullah untuk mempelajari panahan dan alat perang lainnya.
Ahmad Basarah Bersalaman dengan Imam Masjid Imam Bukhari, Ulama Makhsud Muhammad di Pusara Makam Imam Bukhari Kota Samarkhan Uzbekistan Sabtu, 14 September 2019.
Makam Imam Al Bukhari
Salah satu tujuan wisata bagi umat Muslim di seluruh dunia adalah makam Imam Bukhari yang terletak di Samarkand, Uzbekistan. Selain menarik perhatian wisatawan Muslim, makam ini juga dikunjungi oleh wisatawan non-Muslim dari berbagai negara.
Di dalam kompleks makam, beberapa sisi bangunan sedang dalam proses renovasi, menampilkan ukiran dinding dan atap yang sangat indah dengan perpaduan warna krem serta motif khas Uzbekistan. Renovasi ini mencakup rekonstruksi total kompleks yang seluas 48.000 meter persegi, termasuk pembangunan masjid yang dirancang untuk menampung sekitar 9.000 jemaah saat salat bersama.
Selain masjid, proyek rekonstruksi juga mencakup pengembangan taman yang luasnya 4.400 meter persegi. Saat ini, makam Imam Bukhari telah menjadi destinasi ziarah yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk masyarakat Indonesia.
Pilihan Editor: Kisah Bung Karno dan Makam Imam Bukhari di Uzbekistan