Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - Para pengggemar kerajinan kain tenun akan dimanjakan dengan sajian beragam karya khas jika berkunjung ke desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada akhir bulan depan. Tepatnya pada 29-31 Oktober akan dihelat acara Alunan Budaya Desa IV 2018 di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selama tiga hari akan digelar acara peragaan busana dengan bahan tenun khas desa Pringgasela itu. Para model akan berlenggang-lenggok di arena yang disiapkan di persawahan Batu Tambun dengan latar belakang panorama Gunung Rinjani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ini kali pertama peragaan busana dilakukan di ruang terbuka,” kata Ketua Panitia Penyelenggara ABD IV 2018 Azizan Zuhri alias Ombet Ramadan, di Mataram, Rabu, 26/9. Selain peragaan busana, di ABD juga akan digelar pertunjukkan musik, wayang dan tari tradisional.
Tema fashion show adalah Warna dan Irama Tenun dengan tagar An Elaborate Fashion Show Tenun. Ombet mengatakan ABD digelar untuk mengunggulkan kehidupan menenun desa ini. ''Yang kedua, kain tenun ini sudah dikenal mendunia,'' kata dia.
Peragaan busana berbahan dasar tenun Pringgasela nantinya akan dibuat seperti kompetisi yang melibatkan desainer lokal berbakat. Dia berharap karya desain mereka tidak sebatas memiliki unsur keindahan dan komersil saja, “Namun juga memiliki nilai kearifan budaya lokal yang tinggi.”
Penanggung jawab peragaan busana Maliki mengatakan belasan artshop lokal Pringgasela masing-masing akan mengikutsertakan dua kreasinya. ''Terserah motifnya apa, asal tenunan Pringgasela,'' ujar Maliki yang memiliki Kelompok Sentosa Sasak Tenun.
Tenunan Pringgasela selaa ini dikenal memiliki kekhasan menggunakan pewarna alami dan tidak luntur jika dicuci.
SUPRIYANTO KHAFID (Mataram)