Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi saat ini tengah menggarap salah satu proyek pariwisata terbesar di dunia yang memanfaatkan energi terbarukan, yaitu Proyek Laut Merah. Berada di pantai barat Saudi, proyek ini akan terdiri dari 50 hotel dan resor mewah di sepanjang perairan Laut Merah yang jernih dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengikuti konsep pariwisata regeneratif, proyek ini tidak hanya ingin menarik wisatawan, tetapi juga melestarikan ekosistem yang rentan di kawasan tersebut. Laut Merah dipilih karena keindahan alamnya yang masih asli. Dengan pendekatan ini, Arab Saudi berupaya membangun destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian tanpa merusak keanekaragaman hayati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CEO Red Sea Global, John Pagano, menyebut proyek ini sebagai salah satu permata tersembunyi terakhir di dunia dan tekanan tanggung jawab besar dalam mengembangkannya. “Kami ingin memastikan pembangunan di sini tidak hanya melindungi, namun juga mampu meningkatkan nilai destinasi ini," kata dia.
Dalam upayanya, Red Sea Global bekerja sama dengan para ahli biologi dan ilmuwan untuk memetakan kawasan keanekaragaman hayati dan menetapkan nilai konservasi untuk setiap bagian wilayah yang dikembangkan.
Pengembangan di Lima Pulau
Laut Merah terdiri dari 90 pulau dengan hanya lima yang akan dikembangkan, sementara empat pulau telah dibuka untuk resor bintang lima seperti St. Regis dan Ritz-Carlton Reserve. Pada November 2023, Red Sea Global juga meluncurkan Six Senses Southern Dunes Resort, resor mewah yang sepenuhnya dikelola mereka. Pengembangan lebih lanjut direncanakan dengan pembukaan 11 resor baru di Laut Merah tahun depan, serta delapan resor lainnya di kawasan AMAALA di pantai utara Saudi.
Pendekatan regeneratif Saudi mencakup berbagai inisiatif ramah lingkungan. Red Sea Global telah mengadopsi teknik fragmentasi mikro untuk memulihkan terumbu karang, yang memungkinkan pertumbuhan karang dengan meniru kondisi alami. Selain itu, untuk menahan laju kenaikan muka air laut, mereka berencana menanam 50 juta pohon bakau pada 2030, di mana satu juta telah ditanam tahun lalu dan dua juta pada tahun ini. Keberadaan hutan bakau diharapkan membantu penyerapan karbon sekaligus mengatasi erosi yang mengancam ekosistem pantai.
Energi Terbarukan
Proyek ini juga menggunakan energi terbarukan untuk 50 persen dari semua operasional resor, termasuk sistem pengisian daya UV yang ramah lingkungan. Untuk kebutuhan udara, proyek ini menerapkan teknologi desalinasi air laut menggunakan metode reverse osmosis, memastikan pasokan air bersih tanpa membebani ekosistem setempat. Red Sea Global menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar lima juta ton CO2 per tahun di kawasan Laut Merah dan AMAALA, berkontribusi pada upaya Arab Saudi mencapai target energi terbarukan hingga 50 persen pada tahun 2030.
Dalam upayanya menjaga kelestarian alam, Red Sea Global juga memastikan pariwisata yang bertanggung jawab di kawasan Laut Merah. Kegiatan di resor dirancang untuk mendukung regenerasi ekosistem, seperti menyelam yang fokus pada konservasi terumbu karang dan olahraga udara yang tidak merusak lingkungan. Wisatawan juga dapat menikmati jalur pendakian dan zipline, memberikan pengalaman petualangan yang memadukan alam dengan keinginan.
Libatkan Masyarakat Lokal
Proyek pembangunan ini melibatkan masyarakat lokal sebagai bagian dari pengembangan berkelanjutan. Red Sea Global mencatat bahwa 30 hingga 40 persen pekerjanya direkrut dari penduduk sekitar. Selain itu, mereka menawarkan program beasiswa di bidang Manajemen Perhotelan Internasional di Universitas Madinah untuk meningkatkan keterampilan pemuda Saudi, sehingga mereka dapat berkarier di sektor perhotelan yang tengah berkembang di Arab Saudi.
Proyek ini sejalan dengan Inisiatif Hijau Saudi yang menargetkan pengembangan industri berkelanjutan sebagai alternatif ketergantungan pada minyak. Menurut Pagano, nilai dan misi mereka adalah menempatkan Arab Saudi pada peta pariwisata global dengan pendekatan regeneratif.
“Nilai dan misi kami adalah menempatkan Arab Saudi di peta pariwisata global, tetapi juga melakukannya dengan cara yang menjadikannya tujuan paling regeneratif di dunia, ucapnya. Proyek ini juga ditujukan bagi generasi muda yang memiliki minat tinggi terhadap pariwisata berkelanjutan, memberikan alternatif unik bagi mereka yang peduli terhadap lingkungan," kata dia.
Proyek pariwisata dengan 50 hotel di Laut Merah dan 30 lainnya di AMAALA ini ditargetkan selesai pada 2030. Proyek ambisius ini menunjukkan bagaimana Arab Saudi berupaya bertransformasi dari ekonomi berbasis minyak menuju pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
PUTRI ANI | EURONEWS | GFM REVIEW