Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah meninjau Pelabuhan Merak, Banten ihwal persiapan angkutan Lebaran 2023. Jokowi meminta lonjakan pergerakan masyarakat yang mudik tahun ini harus diantisipasi. "Hati-hati, tahun ini ada lompatan yang besar dengan jumlah masyarakat yang mudik,” kata Jokowi lewat keterangan tertulis pada Selasa, 11 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan Survei Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat mencapai 123,8 juta orang pada masa mudik Lebaran 2023. Jumlah itu meningkat 14,2 persen dibandingkan pergerakan masyarakat yang mencapai 85,5 juta orang pada Lebaran 2022.
Sejarah Pelabuhan Merak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pelabuhan Merak akses antara Pulau Jawa dan Sumatera. Mengutip publikasi Dua Pelabuhan Satu Selat: Sejarah Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni di Selat Sunda 1912-2009, Pelabuhan Merak pertama kali beroperasi pada 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda. Dibangun untuk tujuan menghubungkan Jawa dan Sumatera untuk mobilisasi bahan sandang dan pangan juga penumpang kalangan tertentu.
Kebutuhan sandang dan pangan diangkut berdasarkan kebutuhan timbal balik antara Batavia dengan Sumatera. Sedangkan pengangkutan penumpang di pelabuhan sangat dibatasi. Mereka hanya kalangan birokrat atau orang yang dipercaya oleh pemerintah Hindia Belanda, penyeberangan pasukan untuk memadamkan pemberontakan dan arus ekonomi kolonial.
Adapun masyarakat pribumi yang menyeberang di pelabuhan itu hanya yang mendapat izin dari pemerintah Hindia Belanda. Itu juga dengan ketentuan yang ketat, misalnya yang menyeberang bukan tokoh-tokoh politik tertentu atau yang berpotensi menyebarkan paham nasionalisme antarpulau. Adapun terkecuali orang yang berstatus tahanan dengan pengawalan ketat.
Kala itu ada upaya kolonial mencegah bersatunya masyarakat Jawa dan Sumatera dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Cara seperti itu untuk memastikan arus perekonomian dan hubungan sosial budaya dan politik antarpulau bisa dikendalikan.
Mengutip publikasi Pelabuhan Penyeberangan Merak (1957-2004), saat pertama kali dibuka pada 1912, Pelabuhan merak menjadi satu-satunya pelabuhan penyeberangan dari Jawa (Merak) ke Sumatera (Panjang). Pelabuhan Merak menjadi perintis yang beroperasi untuk akses penyeberangan antarpulau.
Setelah kemerdekaan, Pelabuhan Merak diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Revitalisasi pada 1960-an oleh Presiden Soekarno sebagai bagian dari pembangunan nasional. Pelabuhan Merak telah menjadi akses utama penyeberangan Jawa dan Sumatera dengan banyak kapal yang beroperasi.
Pilihan Editor: Tinjau Pelabuhan Merak Jokowi Minta Lonjakan Pemudik Harus Diantisipasi: Kejadian Tahun Lalu Jangan Terulang Lagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.