Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - Bandara International Lombok berbenah menyambut kejuaraan dunia balap sepeda motor MotoGP Mandalika yang akan berlangsung pada Oktober 2021. Terminalnya diperluas menjadi dua kali lipat daya tampung semula, yakni dari 3,5 juta penumpang menjadi 7 juta penumpang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ukuran landasan pacunya juga bertambah supaya pesawat berbadan lebar sekelas Boeing 747-400 bisa mendarat. Panjang landasan yang semula 2.750 meter menjadi 3.300 meter. Daya dukung lainnya adalah tempat parkir pesawat yang mampu melayani 25 sampai 30 pesawat, baik pesawat komersial maupun pesawat pribadi. Plus kapasitas apron dari empat pesawat berbadan besar menjadi enam pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Lombok, Nugroho Jati mengatakan saat ini proses pembangunan Bandara Internasional Lombok sudah mencapai 45 persen. "Semua ini untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Investasinya Rp 1,2 triliun,'' kata Nugroho saat ditemui di Senggigi, Nusa Tenggara Barat, Kamis 1 Oktober 2020.
Suasana Terminal Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat.
Untuk diketahui, ajang balap sepeda motor MotoGP Mandalika bakal diadakan di dalam Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Pawisata Mandalika di Lombok Tengah. Nugroho mengatakan pembangunan Bandara Internasional Lombok ditargetkan rampung pada Juni 2021 atau empat bulan sebelum MotoGP berlangsung.
Sebelum gempa bumi di Lombok terjadi pada Juli 2018, lalu lintas kedatangan dan keberangkatan penumpang di Bandara Internasional Lombok mencapai 11 ribu orang sehari dengan 130 pergerakan pesawat. Kemudian kondisi berangsur pulih hingga sebelum pandemi Covid-19 merebak menjadi sekitar 8.000 penumpang sehari dengan 80 jawal penerbangan.
Proyek perluasan Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat.
Selama pandemi Covid-19, layanan penerbangan di Bandara Internasional Lombok tak lagi 24 jam, melainkan hanya dari pukul 07.00 sampai 17.00. Rute penerbangan dari dan ke luar negeri pun berkurang. Rute Singapura - Lombok dan Perth - Lombok terhenti.
Tersisa penerbangan AirAsia yang melayani kepulangan pekerja migran asal Lombok dari Kuala Lumpur yang terbang seminggu dua kali. Penerbangan AirAsia itu mengangkut 90 persen pekerja migran yang pulang karena kotrak kerjanya habis. Sebaliknya, rute Lombok - Kuala Lumpur hanya terisi 5 sampai 10 orang.