Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Shibuya Crossing atau Persimpangan Shibuya di Tokyo, Jepang, termasuk salah satu persimpangan tersibuk di dunia. Persimpangan ini memiliki lima penyeberangan yang melintasi 10 jalur lalu lintas mobil dan bus. Tempat ini menjadi salah satu ikon Tokyo dan banyak wisatawan yang datang untuk berfoto di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Wali Kota Shibuya menginginkan tempat tersebut menjadi salah satu yang paling aman. Karena itu, pemerintah setempat melarang perayaan Halloween di persimpangan tersebut dan jalan-jalan dekat Stasiun Shibuya. Shibuya, yang merupakan distrik dengan pemerintahan sendiri di Tokyo, telah mengeluarkan permintaan resmi kepada wisatawan domestik dan asing untuk menjaga sopan santun dan tidak merayakan Halloween di wilayah tersebut mulai 27-31 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasebe Ken, Wali Kota Shibuya, mengatakan dia ingin menghindari kepadatan yang berlebihan dan kegiatan-kegiatan gaduh lainnya, setelah perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, yang memakan banyak korban tahun lalu.
Hasebe berbicara di Klub Koresponden Asing Jepang pada Kamis, 5 Oktober 2023.
"Shibuya tidak akan menjadi tempat acara Halloween tahun ini. Saya ingin menyampaikan pesan ini dengan jelas kepada dunia," kata dia, dilansir dari NHK.
Minum di jalanan dekat stasiun Shibuya akan dilarang mulai tanggal 27 Oktober hingga 31 Oktober, antara pukul 18.00 dan 05.00. Toko-toko di area tersebut juga akan diminta untuk berhenti menjual alkohol antara jam-jam tersebut pada Sabtu, 28 Oktober dan Selasa, 31 Oktober. Shibuya akan mengerahkan penjaga keamanan tambahan dan memperkuat peraturan lalu lintas.
Pada tanggal 29 Oktober 2022, kerumunan besar orang yang merayakan Halloween memenuhi gang-gang sempit di distrik Itaewon Seoul. Kepadatan pengunjung tersebut menyebabkan kematian lebih dari 150 orang.
Tahun ini juga akan menjadi Halloween pertama di Jepang sejak negara tersebut melonggarkan pembatasan COVID-19, dan seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung asing ke Shibuya.
Selain mengurangi kerumunan di kawasan Shibuya, pemerintah setempat mengatakan mereka juga ingin menghindari dampak turis berlebihan, termasuk kerusakan properti, membuang sampah sembarangan, dan konflik dengan penduduk setempat.
NHK | TIMEOUT