Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang mengalami kenaikan jumlah wisatawan yang signifikan hingga mencapai tahap kelebihan pengunjung atau overtourism, sejak pembatasan dibuka kembali pasca pandemi Covid-19. Sebab itu, pemerintah setempat mulai menerapkan beberapa aturan untuk wisatawan. Terbaru adalah rencana pembatasan konsumsi alkohol di jalana di Shibuya sepanjang tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan, tercatat lebih dari tiga juta orang yang mengunjungi Jepang pada bulan April dan Mei tahun ini. Tren ini diprediksikan akan terus berlanjut hingga musim panas. Mengatasi situasi ini, pemerintah Jepang, khususnya di wilayah-wilayah pusat wisata menetapkan beberapa peraturan yang bertujuan untuk meminimalisir dampak buruk yang dapat terjadi di kemudian hari.
Larangan minum alkohol di tempat umum
Salah satu peraturan yang ditetapkan untuk mengatasi overtourism adalah larangan mengkonsumsi minuman beralkohol di jalanan dan di tempat-tempat umum. Lebih detailnya, peraturan ini melarang aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi minuman berakohol di jalan-jalan atau tempat umum di Shibuya mulai pukul 6 sore hingga 5 pagi setiap hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah dsitrik Shibuya berencana menerapkan aturan ini sepanjang tahun. Saat ini peraturan serupa sudah berlaku untuk periode acara tertentu, seperti Halloween atau Tahun Baru. Kalau rencana ini disetujui majelis Daerah Sehibuya, aturan terbaru akan berlaku mulai Oktober 2024.
Awalnya larangan mengkonsumsi alkohol di tempat umum diberlakukan pada tahun 2019. Namun minum alkohol di jalan menjadi lebih umum di kalangan anak muda dan wisatawaa asing sejak pihak berwenang melonggarkan aturan pandemi Covid-19.
Walikota Shibuya, Ken Hasebe mengatakan, rencana untuk memperluas aturan tersebut bedasarkan permintaan daerah. “Kami telah meningkatkan patroli dan upaya lain selama setahun terakhir. Kami lebih memilih masyarakat menikmati minuman mereka di dalam restoran,” katanya.
Aturan lain untuk wisatawan
Selain peraturan yang melarang mengkonsumsi alkohol di tempat umum, sebelumnya pemerintah Jepang juga melarang wisatawan mengambil foto Gunung Fuji di salah satu lokasi favorit wisatawan. Tepatnya di toko serba ada, di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanash
Aturan itu muncul setelah banyak laporan wisatawan yang melanggar peraturan lalu lintas demi mendapatkan hasil foto terbaik, hingga meninggalkan sampah secara sembarangan. Pemerintah setempat membuat penghalang berwarna hitam sepanjang 20 meter dan tinggi 2,5 meter, untuk menutupi titik utama tempat wisatawan biasa mengambil foto gunung tersebut.
EXPRESS UK | NHK