Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bersandar di Sabang Aceh, KRI Dewaruci Jadi Magnet Masyarakat

KRI Dewaruci sedang singgah di Sabang, Pulau Weh, Aceh, dalam perjalanan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.

26 Juni 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat Sabang mengunjungi KRI Dewaruci yang masih bersandar di Pelabuhan CT1 Sabang, Aceh, 25 Juni 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sabang - Masyarakat Sabang terlihat berduyun-duyun memasuki KRI Dewaruci yang sedang bersandar, melego jangkar di Pelabuhan CT 1 Sabang, Kota Sabang, Aceh. Kapal berusia 71 tahun itu berlabuh di Sabang sejak Ahad, 23 Juni 2024 dan melakukan program Open Ship untuk publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ratusan masyarakat yang umumnya para orang tua bersama anak-anak kecil silih berganti memasuki geladak kapal, lalu berjalan-jalan di anjungan, dan di haluan. Mereka yang kebanyakan sambil mengasuh anak-anak atau cucu menikmati senja di kapal. Setelah itu mereka mencari tempat yang cocok untuk berfoto. 

Datang Bersama Keluarga

Salah satu pengunjung itu adalah Nasir, 64 tahun, yang datang pada Senin, 25 Juni, membawa cucunya, Aska, 4 tahun. Nasir, merupakan warga Sabang yang sejak SMA sudah mengenal kapal legendaris ini. KRI Dewaruci, kata dia, cukup sering mengunjungi Sabang untuk beberapa acara. Ia mengingat KRI Dewaruci mengunjungi Sabang pada 2017 saat acara Sail Sabang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masyarakat Sabang mengunjungi KRI Dewaruci yang masih bersandar di Pelabuhan CT1 Sabang, Selasa, 25 Juni 2024. Mereka menyaksikan para Laskar Rempah berlatih untuk pentas di Malaka. TEMPO/Dian Yuliastuti

“Dulu saya membawa anak melihat dan naik ke kapal, sekarang membawa cucu,” ujarnya kepada Tempo.

Ia membawa cucunya untuk bermain-main di haluan dengan asyiknya.  Setiap ada acara Open Ship, tak lupa ia mengajak keluarganya.

Icun, 48 tahun, warga Sabang lainnya juga sangat senang dan bangga bisa membawa kembali keluarganya. Sebelumnya ia menyuruh dua putra remajanya untuk mengunjungi KRI Dewaruci. Sementara sore hari kemarin, dia bersama istrinya mengunjungi kapal.

“Ini kapal kebanggaan, saya bilang anak saya untuk mengunjungi KRI Dewaruci. Mereka kemarin pagi ke sini,” ujar Icun kepada Tempo.

Icun mengingat mengenal KRI Dewaruci saat dia masih SD, kemungkinan saat itu  ia berusia 10 tahun. 

Icun seperti tak rela jika KRI Dewaruci harus berhenti berlayar. Ia menanyakan kepada para awak KRI soal kabar "pensiunnya" kapal latih dan muhibah ini. Ia berharap KRI Dewaruci bisa terus berlayar dan mengunjungi berbagai tempat di seluruh Nusantara dan dunia. 

Salah satu kru KRI, Huddi, mengatakan masyarakat selalu antusias untuk berkunjung ke KRI Dewaruci setiap kapal ini berlabuh atau lego jangkar dan membuka pintu untuk publik.

“Tahun lalu, waktu singgah di Cirebon dan Ternate, banyak sekali masyarakat. Sampai antre-antre, bahkan ada yang sampai pingsan,” ujarnya. 

Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah

KRI Dewaruci sedang singgah di Sabang, Pulau Weh, Aceh, dalam perjalanan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.  KRI Dewaruci mulai berangkat dari Jakarta pada 7 Juni lalu. Lalu singgah di Belitung Timur dan Dumai dengan membawa Laskar Rempah Batch 1 Lada Hitam. 

Dari Dumai, KRI Dewaruci kembali berlayar meneruskan perjalanan bersama para Laskar Rempah Batch 2 Kayumanis. Dari Dumai, kapal singgah di Sabang dan akan meneruskan pelayaran menuju Malaka dan Tanjung Uban di Kepulauan Riau. Selanjutnya KRI akan mengantar para Laskar Rempah Batch 3 dari Tanjung Uban menuju ke Lampung. 

DIAN YULIASTUTI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus