Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wahana bianglala raksasa Ain Dubai disambut gempita dua tahun lalu. Bianglala yang disebut tertinggi di dunia itu beropersi beberapa bulan. Namun, tak lama kemudian berhenti berputar secara misterius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ain Dubai Ferris Wheel atau dikenal dengan Dubai Eye digembar-gemborkan sebagai landmark yang memikat turis di Dubai, Uni Emirat Arab, yang merupakan rumah bagi gedung-gedung tertinggi di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi sekarang kincir itu menganggur karena alasan yang dirahasiakan. Satu-satunya yang masih beroperasi di kincir itu adalah lampunya yang mewah.
"Ain Dubai tetap tutup hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata situs web resmi atraksi tersebut. "Kami terus bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan peningkatan yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir."
Rencana awal, bianglala yang diresmikan 2021 itu ditutup hanya sebulan, tetapi pembukaannya terus ditunda. Orang-orang yang bekerja di balik proyek ini enggan menjawab pertanyaan.
Restoran, toko, dan kafe yang dibangun di sekitar objek wisata itu skeptis bahwa struktur dasar kincir ini akan diubah setelah pembangunan selama enam tahun.
Dubai Eye, yang dibangun oleh konsorsium perusahaan internasional, terletak di Bluewaters, pulau buatan manusia yang dirancang sebagai pusat ritel, perumahan, dan hiburan.
Selama lebih dari setahun, pintu masuk utama objek wisata ditutup dan loket tiket ditinggalkan. Hanya sedikit turis yang mengunjungi situs tersebut untuk mengambil gambar lampu LED yang dipasang di bagian luarnya.
Seorang turis Mesir Marwan Mohammad mengatakan bahwa dia bertanya kepada satpam di tempat itu tentang penutupan, tetapi dia tidak menjawab.
"Saya menanyakan alasannya, tapi dia tidak memberi saya jawaban," kata konsultan bisnis berusia 33 tahun itu.
Dubai Eye berdiri di ketinggian 250 meter, hampir dua kali lipat dari London Eye. Baja yang digunakan lebih banyak daripada Menara Eiffel. Kabin penumpangnya yang berjumlah 48, semuanya ber-AC, dapat memuat sekitar 1.750 penumpang dalam sekali perjalanan.
Harga tiket berkisar antara 100 dirham (sekitar Rp414 ribu) dan 4.700 dirham (sekitar Rp19,5 juta), dengan tiket masuk mewah dan kabin pribadi yang ditawarkan.
"Pemandangannya sangat indah dari atas," kata Mohammad yang mengalami perjalanan selama 38 menit sebelum ditutup. Dia menambahkan bahwa pergerakannya terlalu lambat.
Desas-desus tersebar luas tentang masalah teknis kincir raksasa, terutama di kalangan karyawan di Bluewaters. Mereka tak mau disebutkan namanya. "Ini adalah pulau buatan manusia. Saya mendengar bahwa (kincir) lebih berat dari pulau itu sendiri, itu sebabnya sangat berbahaya," kata seorang pelayan di restoran terdekat, menambahkan bahwa pulau itu berisik selama beberapa bulan operasi.
Pelayan itu menambahkan bahwa sekarang Ain Dubai hanya berfungsi sebagai monumen dan penerangan.
NEWS 24 | TIMES OF INDIA
Pilihan Editor: Dubai Punya Bianglala Raksasa dan Tertinggi di Dunia