Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhelatan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang mulai digelar di Yogyakarta Kamis 2 Februari, tak melulu diisi agenda formal membahas isu pariwisata dunia ataupun pameran produk para delegasi mancanegara. Para delegasi turut diajak keluar hotel dan gedung pertemuan untuk melihat Yogyakarta lebih dekat lewat kegiatan paket pre-tour.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang menarik adalah saat para delegasi diajak menyambangi salah satu kampus kenamaan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta. Para delegasi dibuat takjub ketika di kampus yang berada di kawasan ring road timur itu, ternyata para mahasiswa telah siap menyambut dengan sederet atraksi seni di dalam hall komplek kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ruangan hall di kampus itu oleh para mahasiswa telah disulap dengan dekorasi megah layaknya suasana Candi Prambanan, tempat biasa arena Sendratari Ramayana ditampilkan. Mereka juga menampilkan epos Sendratari Ramayana hingga Reog khas Ponorogo yang membuat para delegasi tak henti berdecak kagum.
"Kampus kami memang ditunjuk menjadi salah satu lokasi pre-tour para delegasi ASEAN Tourism Forum selama di Yogyakarta," kata Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, Suhendroyono.
Suhendroyono mengatakan event ATF ini menjadi momen berharga bagi sektor wisata Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai miniaturnya Indonesia. Karena itu, para delegasi dari negara ASEAN dan negara non-ASEAN undangan yang ikut pre-tour ini juga diajak mengenal beragam kuliner nusantara yang dilayani dan disajikan langsung para mahasiswa.
"Kami sajikan kultur makanan tradisional nusantara bagi para delegasi ini," kata Suhendroyono.
Menu yang disajikan tentu saja bukan hanya khas Yogyakarta, namun juga beragam daerah di tanah air. Seperti aneka sayur dan lalapan khas Jawa Barat, Tengkleng yang terkenal dari Solo dan Yogya, hingga Kambing Guling yang tenar di Jawa Timur.
"Kami juga menyajikan menu vegetarian bagi delegasi yang hadir," kata Suhendroyono.
Suhendroyono menuturkan gelaran ASEAN Tourism Forum bisa menjadi ajang bagi dunia pendidikan, khususnya mahasiswa bagaimana berinteraksi langsung dengan masyarakat berbagai negara. Terutama mahasiswa yang menempuh konsentrasi pendidikan pariwisata seperti kampus itu.
"Misalnya untuk menyajikan menu lunch (makan siang) bagi para delegasi sebanyak ini, waktunya sangat singkat, ini jadi tantangan bagi mahasiswa bagaimana manajemen waktu yang baik dan menjaga kualitas sajian," kata Suhendroyono.
Dari gelaran ini, Suhendroyono berharap misi pendidikan pariwisata semakin menjadi perhatian insan pariwisata di ASEAN karena sangat menjanjikan dan potensial.
Pada hari pertama rangkaian ASEAN Tourism Forum juga mulai digelar pameran UMKM Ekonomi Kreatif dan Festival Kuliner di kawasan Jogja Expo Center atau JEC. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DI Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Hemas menuturkan meski baru dibuka beberapa jam saja, jumlah transaksi dalam pameran ATF 2023 itu telah mencapai Rp 1,4 miliar.
Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, mengingat pameran ini akan terus dibuka hingga 5 Februari mendatang bersamaan dengan event ASEAN Tourism Forum 2023. "Pameran ini diikuti oleh 160 UMKM, dengan mengedepankan program free ongkir untuk membantu UMKM memasarkan produknya," kata GKR Hemas.
Baca juga: ASEAN Tourism Forum 2023, Delegasi Diajak Tur ke Keraton Yogyakarta Hingga Museum Ullen Sentalu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu