Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekowisata Mangrove Pomako merupakan destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Mimika, Papua. Wisatawan akan menikmati pemandangan alam yang asri sekaligus membaca pesan-pesan unik dan lucu yang cukup menghibur di sepanjang jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika di destinasi wisata lain, papan-papan yang terpasang merupakan penunjang jalan, di Ekowisata Mangrove Pomako, papan tersebut bertuliskan kata-kata yang menggelitik. Contohnya "dilarang bawa mantan" yang bermakna tak boleh membawa barang yang sudah tak terpakai atau sampah, "jalan aja dulu, kalau cocok kita nikah", hingga ajakan "ayo selingkuh: selamatkan lingkungan hidup".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekowisata Mangrove Pomako bisa menjadi destinasi wisata pilihan para atlet, ofisial, dan wisatawan karena terletak di salah satu kabupaten penyelenggara PON XX Papua 2021. Ekowisata Hutan Mangrove Pomako berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat kota, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit menggunakan kendaraan roda empat.
Perjalanan dari Timika ke lokasi ekowisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mimika, ini relatif nyaman karena jalannya sudah diaspal. Wisatawan dapat menikmati hutan mangrove setinggi 10 sampai 15 meter di kanan kiri jalan.
Ekowisata Mangrove Pomako di Kabupaten Mimika, Papua. Foto: Antaranews
Terdapat 40 jenis mangrove, dan 27 di antaranya ada dalam kawasan Ekowisata Mangrove Pomako. Saat masuk area ekowisata, wisatawan akan mendengar suara burung berkicau dan menikmati semilir angin. Akses bagi wisatawan di sana berupa jembatan atau titian bakau dari kayu besi sepanjang sekitar satu kilometer.
Seorang wisatawan bernama Risal mengatakan terhibur saat membaca tulisan-tulisan tersebut. "Mungkin memang sengaja membuat kalimat itu supaya orang senang foto-foto di sana," kata Risal pada Sabtu, 2 Oktober 2021. Selain tulisan-tulisan tadi, wisatawan juga dapat berfoto dengan latar belasan payung warna-warni yang tergantung atau hiasan berbentuk hati.
Penduduk yang tinggal di sekitar kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Pomako adalah Suku Kamoro. Hak ulayat suku ini terbentang dari dari Potowaiburu hingga Nakai. Pada masa lalu, suku Kamoro dikenal sebagai Mimika We. Tarif masuk Ekowisata Mangrove Pomako sebesar Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 10 ribu untuk dewasa. Tarif itu masuk ke kas pengelolaan daerah setempat.
Baca juga:
Rekmendasi Tempat Makan Papeda, Kuliner Khas Papua buat Atlet PON XX Papua 2021